Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir memastikan industri dan penggunaan energi batubara tetap berlanjut di tengah kampanye era Net Zero Emission 2050. Hal ini dilakukan di tengah keharusan pemerintah untuk melakukan transisi batubara ke Energi Baru Terbarukan (EBT).
Pemanfaatan industri batubara yang tetap berlanjut di tengah era net zero emission tersebut sejalan dengan banyaknya batubara yang berada di perut bumi Indonesia.
Erick Thohir mengatakan, Indonesia kaya akan cadangan batubara dan di tengah upaya dunia untuk berubah menuju energi bersih, nasib industri batubara masih terus berlanjut dengan menggunakan banyak turunan batubara.
Industri batubara masih difokuskan pada substitusi Liquefied Petroleum Gas (LPG) melalui dimethyl ether (DME), kemudian produksi gas untuk petrokimia. Turunan dari petrokimia ini akan menjadi bahan dasar pembuatan obat-obatan.
Batubara juga digunakan untuk mendukung industri tekstil tanah air. Turunan batubara seperti petrochemical ini menjadi potensi yang luar biasa karena selama ini 90% bahan baku obat-obatan masih impor.
Di tengah skenario era net zero emission, nasib industri batubara hingga saat ini masih berperan kuat untuk menjaga harga listrik tetap murah dan terjangkau. Batubara juga masih berperan sebagai base load atau mengamankan pasokan listrik.
Era net zero emission akan diantisipasi dengan percepatan pengembangan tren peningkatan nilai tambah industri batubara akan dilakukan dengan penerapan teknologi ramah lingkungan.