Konflik antara Rusia dan Ukraina meningkatkan aliran permintaan batubara dari Eropa ke Indonesia, termasuk ke perusahaan induk Kideco Jaya Agung, PT Indika Energy Tbk.
Head of Corporate Communication Indika Energy, Ricky Fernando mengatakan, meski permintaan naik tapi perusahaan harus tetap memperhatikan kesesuaian batubara yang dibutuhkan.
“Kami melihat adanya kenaikan permintaan batubara dari Eropa, namun perlu memperhatikan kesesuaian spesifikasi dan karakteristik batubara yang diperlukan,” ujarnya, Selasa (5/7/2022).
Hingga saat ini, INDY belum melakukan revisi target produksi sambil terus melihat perkembangannya. Tetapi apabila permintaan dan harga terus meningkat, INDY akan mempertimbangkan pengajuan kenaikan produksi.
Volume penjualan batubara Indika Energy sepanjang kuartal II/2022, mayoritas disalurkan untuk ekspor, yaitu sebanyak 5,4 juta ton. Sementara itu, untuk pasar domestik 2,6 juta ton.
Ricky menegaskan, walaupun permintaan batubara sedang naik, INDY akan tetap fokus meningkatkan pendapatan hingga minimal 50 persen dari sektor non-batubara. Salah satunya melalui pendirian PT Electra Mobilitas Indonesia (EMI), didirikan awal 2021 lalu dan bertujuan mengakselerasi pasar motor listrik dan ekosistemnya.
Baca Juga: Batubara Indonesia Selamatkan Eropa dari Ancaman Kedinginan
Sebagai informasi, saham INDY pada perdagangan Selasa (5/7/2022) tercatat mengalami kenaikan 5,53 persen atau 120 poin ke 2.290. Saham INDY dengan kapitalisasi pasar Rp11,93 triliun itu hari ini dijual ke pihak asing senilai Rp11,85 miliar.
Pertumbuhan harga saham Indika Energy tahun lalu mencapai 72,83 persen (year on year/yoy). Sementara itu, selama tahun berjalan 2022, harga saham INDY sudah tumbuh 48,33 persen (year to date/ytd).