Kamis, September 19, 2024
MinerbaBatubaraProduksi Batubara RI Capai 558 Juta Ton pada 2020

Produksi Batubara RI Capai 558 Juta Ton pada 2020

Menteri ESDM Arifin Tasrif menyebut, hingga akhir tahun 2020, produksi batubara RI mencapai 558 juta ton atau 101,4% dari target awal produksi yakni sebesar 550 juta ton.

Realisasi produksi batubara RI di tahun 2020 memang melebihi target.

Meski diterpa berbagai tantangan, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mengonfirmasi, bahwa produksi batubara di tahun lalu berhasil melampaui target.

Kendati demikian, realisasi pemanfaatan batubara domestik atau domestic market obligation (DMO) hanya mencapai 132 juta ton di tahun lalu.

Jumlah ini baru mencapai 85% dari target awal DMO di tahun lalu sebesar 155 juta ton.

“Pemenuhan DMO lebih kecil karena permintaan yang berkurang akibat pelemahan di sektor listrik dan industri di tengah pandemi Covid-19,” ujar Arifin.

Baca Artikel  Indonesia Termasuk Produsen Batubara Terbesar ke-4 di Dunia

Tahun 2021, pemerintah menargetkan produksi batubara nasional sebanyak 550 juta ton.

Adapun target pemanfaatan batubara domestik dipatok sebesar 137,5 juta ton.

Lebih lanjut, Arifin turut mengomentari melesatnya harga batubara acuan (HBA) di awal tahun 2020. 

Asal tahu saja, data Kementerian ESDM menunjukkan bahwa HBA di bulan Januari dipatok sebesar US$ 75,84 per ton. 

Angka ini melonjak 27,14% (mom) atau US$ 16,19 per ton dibandingkan HBA Desember 2020 sebesar US$ 59,65 per ton.

Menurut Arifin, tren kenaikan HBA tak lepas dari meningkatnya kebutuhan energi di sejumlah negara konsumen batubara yang menghadapi musim dingin. 

Selain itu, indikasi pulihnya ekonomi global di tengah masa pandemi Covid-19 juga menjadi sentimen positif bagi harga batubara.

Baca Artikel  Berburu Logam Tanah Jarang dari Abu Batubara

Baca Juga: Sederet Manfaat Gasifikasi Batubara untuk Indonesia

Di tengah momentum kenaikan harga batubara, pemerintah pada dasarnya selalu memprioritaskan terpenuhinya kebutuhan batubara di dalam negeri. 

Terlepas dari itu, pemerintah juga tetap memantau efek kenaikan harga batubara terhadap kelangsungan produksi nasional.

“Kita prioritaskan kebutuhan dalam negeri dipenuhi, kemudian kami lihat. Kalau harga bagus, kami evaluasi produksi kembali,” lanjut Arifin.

Mungkin kalian suka baca :

Artikel Terbaru

Artikel Populer