Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mencatat, per Selasa, 27 Desember 2022 realisasi produksi batu bara nasional telah melampaui target. Capaian produksi ini tentu cukup gemilang dibandingkan realisasi produksi batubara pada tahun 2021.
Berdasarkan data dari Minerba One Data Indonesia (MODI) Kementerian ESDM, produksi “emas hitam” telah mencapai 666,65 juta ton atau 100,55 persen dari rencana target tahun ini, yaitu sebesar 663 juta ton.
Angka tersebut juga mengalami kenaikan sebesar 9,28 persen dibandingkan realisasi produksi tahun lalu yang hanya tembus 610,03 juta ton atau 97,61 persen dari targetBatubara produksi 2021.
Sementara itu untuk penjualan batubara sendiri sampai 27 Desember 2022, tercatat telah mencapai 510,03 juta ton atau 76,93 persen dari target.Â
Melonjaknya produksi batu bara ini tak dipungkiri karena melonjaknya harga batubara dunia sejak awal tahun 2022.Â
Harga batu bara di pasar internasional sejak awal tahun terus menanjak, hingga puncaknya terjadi pada Maret 2022 setelah Rusia menyerang Ukraina sejak 24 Februari 2022 lalu menyentuh hingga US$ 446 per ton.Â
Meski kini trennya menurun, namun harga batubara masih bertahan di atas US$ 350-an per ton.
Sementara dari sisi Harga Batu Bara Acuan (HBA) juga terpantau naik. Pergerakan HBA sejak awal tahun 2022 sempat menyentuh nilai tertinggi pada bulan Oktober, di mana HBA terkerek hingga menyentuh level US$ 330,97 per ton.
Lonjakan harga dan volume produksi batubara ini tentunya turut berdampak positif bagi penerimaan negara.Â
Kementerian ESDM mencatat, realisasi Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) di sektor mineral dan batu bara sampai November 2022 tercatat telah mencapai Rp 173,51 triliun atau 170% dari rencana 2022 sebesar Rp 101,84 triliun.
Capaian tersebut melonjak 129% dibandingkan realisasi 2021 yang “hanya” sebesar Rp 75,48 triliun.
Selanjutnya, untuk realisasi investasi di sektor minerba hingga saat ini telah menyentuh US$ 4,97 miliar atau 99,19% dari target. Capaian investasi tersebut juga naik tipis dibandingkan tahun lalu yang hanya tembus US$ 4,52 miliar.