Harga Batubara Naik – Sejak Jumat lalu, harga batubara berbalik arah dan mengakhiri tren negatif. Kenaikan tersebut mengakhiri tren pelemahan yang terjadi sejak Jumat (25/3/2022) hingga Selasa (29/3/2022).
Pada Selasa (29/3/2022), bahkan melemah 3,15% ke US$ 245,60/ton, yang menjadi titik terendah sejak 21 Maret 2022 (US$ 249,65/ton).
Sedangkan pada Rabu (30/3/2022), harga batubara untuk kontrak Mei ditutup menguat 2,63% ke US$ 252,05/ton.
Dalam sepekan, harga batubara masih 8,8% sementara dalam sebulan minus 17,48%, tetapi masih terhitung menguat 178,66% dalam setahun.
Kenaikan tersebut dipicu sejumlah faktor mulai dari konflik Rusia-Ukraina, kenaikan harga minyak mentah dunia, hingga produksi yang stagnan di China.
Dalam perundingan damai di Turki, Rusia berjanji akan menarik pasukan dari Kota Kyiv dan Chernihiv. Namun, Rusia dikabarkan justru kembali membombardir Chernihiv.
Dilansir dari berbagai sumber, serangan Rusia masih akan berlanjut dan sebagian tentara Rusia memang telah meninggalkan Kyiv dan Chernihiv, namun sebagian lagi masih terus menyerang kota-kota tersebut.
Kenaikan harga batubara juga didongkrak oleh kabar negatif dari China.
Pemerintah China kembali menerapkan lockdown untuk beberapa provinsi, yang pasti berimbas pada produksi batubara.
Pada tahun ini, produksi batubara China ditargetkan sebesar 4,41 miliar ton, naik tipis dibandingkan tahun lalu yang mencapai 4,07 miliar ton. Pada 2022, produksi batubara China akan tetap moderat.
Sementara itu, India telah memutuskan untuk memangkas pasokan batubara ke sektor non-listrik karena minimnya pasokan.
Persediaan batubara India menurun 22%, level di bawah 25% itu masuk dalam kategori kritis.