Sektor tambang memiliki peran penting bagi kehidupan manusia. Hampir semua peralatan dan perlengkapan yang digunakan manusia ada saat ini, baik tradisional maupun modern menggunakan bahan tambang. Tidak ada peradaban manusia yang tidak berasal dari industri tambang.
Pintu, jendela, kaca, meja, kursi, piring, sendok, garpu, smartphone, semuanya mengandung bahan tambang. Bahkan, perlengkapan kosmetik, misalnya bedak dan sunblock juga menggunakan bahan tambang.
Bahan tambang atau mineral telah digunakan oleh manusia paling tidak sejak 300.000 SM, yaitu pada zaman paleolitikum atau zaman batu.
Pada saat itu manusia telah menggunakan batu untuk berburu dan bertani. Kemudian batu-batu dikerjakan dan dibentuk menjadi bahan untuk tempat tinggal dan untuk tempat ibadah.
Pada era modern bahan tambang dimanfaatkan oleh manusia untuk pembuatan komponen elektronik dan komputer, misalnya seperti benang emas untuk semikonduktor.
Begitu bahan tambang diolah oleh manusia, maka akan ada industri-industri lain yang memanfaatkan secara kreatif.
Berkembangnya industri ini berarti penyerapan tenaga kerja yang sangat besar. Selain itu, menjadi awal perkembangan pasar barang dan jasa.
Indonesia dianugerahi sumber daya alam mineral logam serta non-logam yang melimpah, yang tersebar dari Sabang sampai Merauke. Anugerah ini tentu harus dimanfaatkan dengan sebaik mungkin untuk meningkatkan kualitas hidup dan kesejahteraan rakyat Indonesia.
Namun saat ini terdapat tantangan bagi Indonesia, yaitu tuntutan untuk memanfaatkan kekayaan tambang tersebut secara maksimal.
Baca Juga: Penasaran Gimana Cara Penambangan Bijih Timah? Simak Disini!
Salah satunya yakni dengan menguasai cadangan dan sumber daya mineral, hilirisasi produk dan kandungan lokal, serta menjadi industri tambang kelas dunia.
Indonesia harus mampu menggali dan mengolah kekayaan tambang menjadi barang jadi yang bernilai tambah dan berdaya saing tinggi.