Siapa Sangka, 4 Daerah Ini Jadi Penghasil Bauksit Terbesar Indonesia

Bauksit merupakan salah satu logam yang banyak ditambang di seluruh dunia. Indonesia adalah salah satu negara yang memiliki bauksit terbesar dunia. Pada 2020 cadangan bauksit nasional mencapai 2,19 miliar ton.

Bauksit adalah mineral bijih utama untuk memproduksi aluminium, dengan kadar besi (Fe) rendah dan tidak atau sedikit mengandung kuarsa (SiO2). Bentuk bauksit seperti tanah liat yang terkadang berstruktur pisolitik.

Berikut beberapa daerah penghasil bauksit terbesar di Indonesia.

  1. Kepulauan Riau

Kepulauan Riau masuk ke dalam daftar daerah yang memiliki bauksit terbesar di Indonesia. Bauksit di wilayah ini telah dieksploitasi sejak zaman penjajahan Belanda oleh perusahaan NV Nibem.

Penghasil bauksit di Kepulauan Riau, antara lain adalah Pulau Bintan, Tanjung Pinang dan Karimun. Daerah yang menyimpan sumber daya bauksit terbesar adalah Kabupaten Lingga sebesar 168,96 juta ton. 

Baca Artikel  Buset, Gaji Pekerja Tambang Tembus Rp230 Juta/Bulan untuk Posisi Ini

  1. Kalimantan Barat

Kalimantan Barat memiliki bauksit dengan cadangan sebanyak 66,77%. Daerah penghasil bauksit di Kalimantan Barat antara lain Kabupaten Pontianak (Mempawah), Kabupaten Sanggau (Tayan), Kabupaten Ketapang, Kecamatan Kendawangan dan Kecamatan Sandai.

Kabupaten Sanggau memiliki cadangan bauksit sebanyak 1.300 juta ton dan di Tayan sebesar 800 juta ton.  PT Antam Tbk melalui unit bisnisnya Bauxite and Alumina Processing Plant (BAPP) telah melakukan penambangn bauksit di Kalimantan Barat.

  1. Bangka Belitung

Bangka Belitung juga merupakan daerah penghasil bauksit Indonesia, di daerah Sigembir yang berada di Pulau Bangka. Bauksit di Bangka Belitung termasuk kualitas terbaik dengan kadar alumina (Al2O3) sekitar 50% dan cadangan diperkirakan mencapai 1,2 juta ton. 

Baca Artikel  Wisata Area Tambang Brown Canyon, Surga Bagi Pecinta Fotografi

  1. Sulawesi Tenggara

Sulawesi Tenggara memiliki bauksit di Kabupaten Kolaka Timur dengan cadangan sekitar 1,02 juta ton dan kadar alumina (Al2O3) sekitar 40%.

Meskipun banyak ditemukan di negeri ini, namun bauksit merupakan sumber daya alam yang tidak terbarukan (non-renewable). Oleh karena itu, pemanfaatan bauksit harus dilakukan secara bijak dan berkelanjutan. 

Kawan tambang, sejak Juni 2023 pemerintah Indonesia telah melarang ekspor bijih bauksit mentah dengan mendorong pembangunan pabrik pengolahan (smelter) di dalam negeri. Ini untuk meningkatkan nilai tambah produk bauksit, menciptakan lapangan kerja, meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan pemasukan negara.