Berdasarkan data Kpler tahun 2023, Indonesia tercatat menyumbang lebih dari 50 persen ekspor batubara global selama periode Januari-Oktober 2023 untuk pertama kalinya.
Data tersebut juga menunjukan, selama sepuluh bulan pertama 2023 ekspor batubara termal Indonesia melampaui 413 juta metrik ton. Angka tersebut menjadikan Indonesia sebagai eksportir terbesar bahan bakar listrik beremisi tinggi ini.Â
Kunci pertumbuhan pasar batubara Indonesia adalah harga batubara yang relatif lebih rendah dibandingkan dengan pesaingnya, yaitu Australia yang memiliki kadar batubara lebih tinggi. Â
Pada 2023 nilai acuan batubara termal Indonesia, dengan nilai kalori (calorific value) 4.200 kilokalori per kilogram (kkal/g), dengan rata-rata sekitar US$65 per ton.Â
Sedangkan, batubara yang dikirim dari Newcastle di Australia sebesar rata-rata US$184 per ton untuk batubara berkalori 6.200 kkal/kg. Harga ekspor batubara dari Kolombia, Afrika Selatan, Mozambik dan Rusia berada di sekitar tengah-tengah harga Indonesia dan Australia.Â
Hal ini menunjukan bahwa Indonesia memiliki keunggulan harga dibandingkan para pesaingnya, karena kualitas batubara Indonesia yang lebih rendah dibandingkan jenis lainnya. Â
Indonesia memiliki keunggulan dalam biaya pengiriman yang signifikan ke konsumen batubara terbesar, yakni China dan India. Sehingga Indonesia menjadi pemasok populer bagi importir yang sensitif terhadap biaya di seluruh Asia. Â
Saat ini harga pengiriman satu ton batubara dari Indonesia ke China berkisar US$8-US$10, dibandingkan dengan US$14-US$15 per ton untuk pelayaran Australia ke China. Dengan rendahnya harga dan letak geografis yang lebih dekat, membuat Indonesia berada dalam peringkat tertinggi persaingan ekspor batubara selama sisa 2023 ini.