Upaya memperbaiki atau pulihkan terumbu karang melalui pemanfaatan limbah batubara Fly Ash and Bottom Ash (FABA) di wilayah pesisir Kabupaten Batang, Jawa Tengah, sudah dilakukan tim peneliti Universitas Diponegoro (Undip) bekerja sama dengan PLTU Batang.
Ratusan terumbu karang buatan berbentuk piramida Artificial Patch Reef (APR) dan Artificial Fish Apartmen (AFA) berbahan beton FABA (Bottom Ash) batubara di taman di perairan laut Batang.
Dekan Fakultas Pertanian Undip, Prof. Tri Winarni mengatakan FABA yang dijadikan APR dan AFA sudah melalui penelitian dan dinyatakan bahwa limbah tersebut tergolong non B3. Artinya apa? Intinya limbah ini sudah tidak berbahaya kemudian oleh Undip dan BPI dimanfaatkan untuk terumbu karang.
Ketua Tim Penelitian dan Ahli Terumbu Karang Undip Semarang Munasik juga menjelaskan, terumbu karang di wilayah perairan laut pantura, khususnya Batang, sudah mengalami kerusakan sudah sangat masif dan terbilang hampir langka. Hal itu disebabkan salah satunya adanya sedimen dan pengenceran air laut.
Melalui pemanfaatan ini, terumbu karang akhirnya bisa diselamatkan dan dihidupkan kembali habitatnya dengan limbah batubara. Diharapkan pula, dengan semakin banyak modul APR dan AFA yang diterapkan, akan mengembalikan ekosistem pesisir yang lestari dan terawat.
Di sisi lain, limbah batubara atau FABA non B3 juga ternyata tidak hanya untuk pembuatan terumbu karang saja lho, tetapi juga sudah bisa dimanfaatkan sebagai batako dan paving block. Selain itu, FABA juga bisa menggantikan semen yang sekarang harganya mahal.
Melihat segudang manfaat yang ada, tidak salah jika limbah si emas hitam ini bisa menjadi sesuatu potensi yang sangat berguna bagi masyarakat.