Harga batubara melesat pada perdagangan akhir pekan lalu (11/02/2022). Sementara secara mingguan, harga batubara membukukan kenaikan, menyusul masih tipisnya pasokan batubara dunia di tengah ekspansi pembangkit listrik berbasis batubara di China.
Pemerintah China saat ini terus menggonjot pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU). Pembangkit listrik berbasis batubara ada di Provinsi Zhejiang, yang dioperasikan oleh Zhejiang Energy Group dengan kapasitas listrik hingga 2 gigawatt (GW).
Sepanjang minggu lalu, harga batubara tercatat menguat 6,49%. Bangkit dari pekan sebelumnya yang merosot 8,69%.
Harga kontrak berjangka (futures) batu bara termal Newcastle sepekan ini melesat dan menyentuh level psikologis US$ 220/ton, melonjak 2,44% dari posisi penutupan perdagangan hari sebelumnya.
Baca Juga: Tanpa Disadari, Ini 7 Manfaat Batubara Bagi Kehidupan
Sementara pekan lalu, pemerintah menunda pemberian izin operasi lebih dari 1.000 tambang batu bara, timah dan berbagai mineral lainnya. Penundaan tersebut disebabkan keterlambatan dalam penyerahan rencana kerja 2022.
Memang kebijakan ini bersifat sementara karena izin akan kembali diberikan setelah pemerintah menerima rencana kerja untuk tahun ini. Penambang diberi waktu 60 hari.
Kabar dari Indonesia tersebut justru mendongkrak harga batubara. Perkembangan ini menjadi sentimen yang sangat mempengaruhi pasar batu bara global.
Indonesia saat ini merupakan eksportir utama batubara di dunia dengan volume ekspor mencapai 400 juta ton (2020), atau setara dengan 40% dari ekspor batubara di pasar global. Kalau pasokan dari Indonesia sampai seret, maka harga di level dunia tentu terpengaruh.