Museum Yubari merupakan salah satu daerah bekas tambang atau dikenal sebagai peninggalan sejarah Jepang yang menyimpan cerita dan perjalanan penduduk kota Yubari. Di dalam museum ini pengunjung bisa menemukan rekaman video, panel, dan diorama yang mereplikasikan adegan penambangan batubara pada zamannya.
Menariknya lagi, di museum inilah terdapat satu-satunya model terowongan tambang batubara Jepang yang digunakan untuk mempelajari bagaimana penambangan dilakukan. Pengunjung bisa masuk ke terowongan tersebut dan menyentuh menyentuh berbagai lapisan batubara yang asli.
Saat ini, Yubari 24-shaku Seam Crop Coal di area museum telah ditetapkan sebagai monumen alami Hokkaido oleh pemerintah Jepang.
Dalam penggambaran dekatnya, setiap bangunan pada museum mencerminkan kehidupan yang terjadi pada masa itu. Terdapat ragam pameran yang menunjukkan sejarah perbatasan Hokkaido. Disebutkan jika semua deskripsi pada pameran di dalam museum sangat mudah untuk dipahami.
Turut dijelaskan pada saat itu bagaimana pertumbuhan Kota Yubari dengan industri pertambangan batubara yang berkembang pesat hingga waktu penutupan tambang batu bara. Selain itu, ada rekaman video kehidupan orang-orang dalam urutan kronologis dan disorot dengan kata kunci.
Ketika naik elevator bertanda mineshaft gauge menuju ke bawah tanah, pengunjung akan dapat melihat diorama realistis yang menggambarkan metode penambangan yang berubah seiring waktu. Setiap orang yang datang dapat pula mempelajari tentang kesulitan yang dialami oleh para penambang pada waktu itu.
Terowongan tambang yang terdapat di dalam museum sudah dijadikan sebagai properti budaya berbentuk nasional dan bisa dikunjungi masyarakat umum. Jika mengikuti tur masuk museum ini, pengunjung dapat melihat dari dekat perbedaan ketinggian dalam terowongan yang luar biasa.
Di samping itu, pengunjung bisa merasakan perasaan para pekerja tambang saat berdiri di tembok panjang daerah pertambangan, di mana peralatan berat yang dulu digunakan untuk menambang masih terpasang di sana.
Seperti yang dituliskan di atas, siapa pun dapat menyentuh sebagian lapisan batubara yang asli. Tidak perlu khawatir tentang keamanan, karena terowongan ini dipelihara dengan aman untuk tempat wisata.
Tak kalah menariknya untuk dilewatkan yaitu, di sebelah selatan museum terdapat Yubari 24-shaku Seam Crop Coal, di mana lapisan batubara yang terbentuk dari tiga lapisan yang ditemukan pada 1888 oleh Ichitaro Ban, seorang geologis dari Pemerintahan Hokkaido.
Baca Juga : Istilah-istilah dalam Ilmu Tambang yang Jarang Diketahui!
Dalam pengertiannya, shaku adalah satuan panjang Jepang dengan ukuran sekitar 30 cm untuk setiap 1 shaku. Lapisan yang dinamakan 10-shaku, 8-shaku, dan 6-shaku untuk ketebalan dengan total 24-shaku, atau sekitar tujuh meter.