ilmutambang.com – FABA atau lebih dikenal dengan sebutan limbah atau abu batubara, berpotensi menjadi primadona baru dalam pengembangan industri nasional. Salah satu manfaat FABA untuk Infrastruktur.
FABA merupakan limbah padat tidak beracun, bahkan di banyak negara majun limbah ini sudah memberikan manfaat ekonomis bagi warganya. Bahkan di Indonesia potensi abu batubara ini juga sudah semakin meluas.
Tingkat pemanfaatan FABA di negara-negara maju itu sudah cukup tinggi, yaitu antara 44,8 persen-86 persen.
View this post on Instagram
FABA setidaknya dapat menghasilkan bahan konstruksi alternatif, yaitu menggantikan tanah liat dengan fly ash sebagai bahan pembuatan batu bata merah bagi perusahaan batu bata.
Pemanfaatan limbah Non-B3 ini dapat juga menjadi bahan baku yaitu pemanfaatan limbah Non-B3. Khusus seperti fly ash batubara dari kegiatan PLTU dengan teknologi boiler minimal CFB (Ciraiating Fluidi”zed Bed) dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku konstruksi pengganti semen pozzolan.
FABA juga telah memenuhi persyaratan teknis sebagai material yang digunakan untuk produksi material bangunan, untuk mengurangi polusi dan mengurangi ruang landfill.
FABA juga telah dimanfaatkan sebagai material konstruksi seperti untuk campuran semen dalam pembangunan jalan, jembatan dan timbunan, reklamasi bekas tambang, serta untuk sektor pertanian, kehutanan dan perikanan. Selain untuk bahan konstruksi bangunan, FABA juga dapat diaplikasikan untuk perkebunan, pertanian dan peternakan.
Geliat FABA saat ini telah menumbuhkan peluang sekaligus tantangan. Karena material FABA dapat dimanfaatkan untuk pengembangan lingkungan, untuk bidang manufaktur dan infrastruktur memang tidak diragukan lagi. Tetapi, pengaplikasian untuk bidang pertanian, masih harus dilakukan riset dan penelitian panjang.