Pada Senin (12/12/2022), Presiden Joko Widodo atau Jokowi mengaku kaget saat mendapati fakta banyak negara yang tergantung kepada barang tambang asal Indonesia.
Dari catatan Jokowi, sedikitnya terdapat tiga komoditas tambang unggulan yang menjadi buruan negara lain. Pertama, batubara yang digunakan sebagai sumber tenaga bagi pembangkit listrik diberbagi industri.
Kedua, Crude Palm Oil (CPO). Diketahui, CPO merupakan minyak kelapa sawit mentah yang hasil ekstraksi daging buah kelapa sawit yang belum mengalami pemurnian.
Ketiga, Nikel. Salah satu logam mineral yang banyak ditemukan di kerak bumi dengan warna dasar putih keperakan, silau, dan bertekstur keras. Nikel merupakan hasil tambang yang memiliki sejuta manfaat bagi kehidupan manusia. Tak heran, harga nikel terus mengalami peningkatan dari waktu ke waktu.
ketiga yaitu Nikel. Salah satu dari banyak logam mineral yang ditemukan di kerak bumi yang memiliki warna dasar perak-putih yang cerah dan cukup keras. Nikel merupakan hasil tambang yang memiliki banyak manfaat bagi kehidupan manusia. Tak heran harga nikel terus naik dari waktu ke waktu.
Melihat ketiga barang tambang tersebut menjadi incaran banyak negara asing, saat ini pemerintah terus gencar mendorong hilirisasi industri di sektor tambang. Hal tersebut demi meningkatkan nilai plus bagi ekonomi Indonesia.
Mengutip data Trade Map tahun 2021, China, India, Amerika Serikat hingga Uni Eropa memiliki ketergantungan terhadap produk komoditas diatas. Tercatat, China memiliki ketergantungan produk batubara Indonesia mencapai USD 22,7 miliar.
Selain itu, China juga mengimpor CPO senilai USD 6,7 miliar, tembaga USD 972 juta dan sebesar USD 240,3 juta untuk produk nikel.
Begitupun Amerika Serikat. Negeri Paman sam ini bergantung terhadap barang tambang asal Indonesia seperti produk karet, CPO, produk perikanan dan produk kayu. Pada tahun 2021, Amerika Serikat melakukan impor produk karet senilai USD 2,4 miliar, Crude Palm Oil sebesar USD 2,1 miliar, produk perikanan USD 1,4 juta dan USD 1 miliar produk kayu.
Terakhir yaitu India. Negara beribu kota New Delhi ini sangat bergantung pada produk batubara, CPO, karet dan Timah asal Indonesia. Masing-masing nilai impor India dari Tanah Air yakni USD 6,3 miliar (batubara), USD 4 miliar (CPO), USD 323 juta (karet) dan USD 247 juta (timah).