Sejarah perkembangan industri tambang batubara di Indonesia dimulai sejak masa kesultanan dan telah beroperasi di Kalimantan menjelang abad ke-19, dengan menghasilkan batubara bermutu rendah dalam jumlah kecil untuk penggunaan setempat.
Sebelumnya, sejarah industri batubara di dunia internasional sebagai energi juga dimulai sejak revolusi industri di Eropa pada abad ke 19. Masa itu disebut dengan zaman keemasan batubara dengan adanya lokomotif dan mesin-mesin uap.
Industri pertambangan batubara di Indonesia muncul di awal sejarah terletak di Palaran dekat Tenggarang di Kesultanan Kutai. Sedangkan tambang batubara modern pertama di Kalimantan bernama tambang “Oranje Nassau” di Pengaron, Kalimantan Selatan pada tahun 1849.
Kemudian tambang Oranje Nassau digunakan oleh Belanda sebagai kekayaan mineral dan bukan sebagai potensi komersialnya. Kemudian dengan pertimbangan serupa, Inggris mendirikan “British North Borneo Company” untuk beroperasi di Sabah karena mereka tertarik dengan tambang batubara di Labuan.
Pada tahun 1888 perusahaan batubara Belanda bernama Oost-Borneo Maatchappij mendirikan industri tambang batubara di Batu Panggal, tepi Sungai Mahakam. Para warga pribumi pada waktu itu juga melakukan kegiatan pertambangan di Martapura sepanjang Sungai Barito.
Industri pertambangan batubara semakin berkembang dengan berdirinya tambang batubara terbesar di Pulau Laut yang mulai berproduksi pada tahun 1903 dan menjelang tahun 1910 telah menghasilkan sekitar 25% dari total ekspor Indonesia.
Sejarah perkembangan batubara di Indonesia mencapai puncaknya pada tahun 1941 yaitu sebesar 2 juta ton, kemudian menurun hingga sekitar 1 juta ton pada Perang Dunia II dan pada tahun 1973 menurun lagi hingga 0,15 juta.
Ketika negara-negara Arab melakukan embargo minyak pada tahun 1976, industri batubara menjadi sumber energi alternatif bahan bakar baru yang paling banyak dicari karena harganya yang relatif murah jika dibandingkan dengan minyak.
Konsumsi industri batubara di Indonesia kemudian setiap tahunnya semakin meningkat, sebanyak 41 juta ton pada tahun 2005 dan menjadi 67 juta ton pada tahun 2011. Hingga saat ini batubara menjadi sumber energi yang banyak digunakan dalam kehidupan masyarakat Indonesia, seiring dengan permintaan yang terus signifikan.
Baca Juga : Macam-macam Outfit Keren Anak Tambang yang Harus Diketahui!
Industri batubara kini telah menjadi sumber energi yang telah mencakup di beberapa lini sektor kehidupan masyarakat, termasuk aspek ekonomi dan lingkungan, yang perkembangan industrinya juga diiringi oleh berbagai pemangku kepentingan di Indonesia seperti pemerintahan, swasta, maupun dari masyarakat Indonesia sendiri.