Pada perdagangan awal pekan ini, harga batubara langsung melesat. Pada perdagangan Senin (16/5/2022), di pasar ICE Newcastle (Australia) harga batubara melesat untuk kontrak Juni ditutup di level US$ 377,75 per ton. Menguat 4,4% dibandingkan dengan penutupan pada Jumat (13/5/2022).
Penguatan itu memutus catatan buruk perdagangan pada Jumat (13/5/2022), di mana harga batubara melemah 1,6%. Namun secara keseluruhan, dalam sepekan menguat 8,32% secara point to point. Dalam sebulan juga masih menguat 18,01% sedangkan selama setahun meroket 284,67%.
Salah satu penyebab kenaikan harga batubara adalah kembali meningkatnya kekhawatiran akan pasokan. Di mana India masih berkutat dengan persoalan pasokan, yang diperkirakan akan meningkatnya impor batubara negara tersebut.
Sejumlah sektor industri India, dari perusahaan baja hingga perkebunan teh mulai khawatir jika produksi mereka akan terganggu karena terganggunya pasokan batubara.
Persoalan pasokan juga disebabkan gelombang panas yang melanda mereka. Suhu meningkat di sejumlah negara bagian India mencapai 39-45 derajat celcius, sehingga mengakibatkan penggunaan listrik untuk pendingin ruangan melonjak.
Baca Juga: Holding Kideco: Permintaan Global Terhadap Batubara Meningkat
Australia juga mengalami kekhawatiran pasokan batubara setelah beberapa negara bagian mereka seperti Queensland terendam banjir.
Sementara itu, pada April China melaporkan lonjakan produksi batubara mereka. Namun, jika penyebaran Covid-19 sudah menurun, maka perusahaan akan mengejar target produksi sehingga permintaan batubara akan melonjak.