Tidak dapat dipungkiri, batubara masih menjadi komoditas andalan untuk memenuhi kebutuhan energi global.
Melihat hal tersebut, peran batubara tentu tidak bisa dikesampingkan.Keberadaan si emas hitam ini selain menjadi pemasok kebutuhan energi juga menjadi pendorong perekonomian dalam negeri.
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, neraca perdagangan Indonesia sampai September 2022 mengalami surplus US$ 4,99 miliar. BPS juga melihat, komoditas ekspor unggulan utama masih dipegang oleh batubara daripada komoditas lainnya.Â
Hal ini terbukti bahwa batubara tampak masih tinggi di kisaran US$ 321,5 per metrik ton dibandingkan komoditas lain (gas alam), yaitu di angka US$ 146,1 per metrik ton.
Pencapaian tersebut dapat menegaskan batubara merupakan salah satu sumber daya terpenting bagi Indonesia, mengingat kontribusinya yang sangat besar bagi pendapatan negara setiap tahunnya.Â
Sementara itu, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati bahkan pernah menyebutkan penerimaan negara dari sektor pertambangan mineral dan batubara (Minerba) membukukan angka Rp 124,4 triliun di 2021.
Tidak hanya itu, banyak pula perusahaan tambang batubara yang aktif membantu menguatkan ekonomi warga sekitar tambang.,
Sri Mulyani juga tidak bisa menampik bahwa komoditas batubara saat ini sudah berdampak banyak membantu perekonomian daerah warga sekitar tambang.
“Batubara dan komoditas energi fosil lainnya memang harus kita akui banyak membantu perekonomian nasional, terutama daerah,” ujarnya.