Pemanfaatan limbah batubara berupa abu sisa pembakaran pada pembangkit listrik dapat menciptakan lapangan kerja. Hal ini sangat mungkin untuk dilakukan mengingat abu sisa batubara tersebut dapat digunakan untuk bahan baku sektor infrastruktur, konstruksi, dan sektor pertanian.
Seperti yang diketahui, limbah abu sisa pembakaran batubara yang dikenal dengan sebutan Fly Ash and Bottom Ash (FABA) ini kini tidak lagi masuk dalam kategori limbah Bahan Beracun dan Berbahaya (B3), merujuk pada Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 2021 tentang Penyelenggaraan Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup.
Salah satu tujuan dari pemanfaatan limbah batubara ini yaitu untuk meningkatkan kompetensi generasi muda Indonesia dengan melibatkan kelompok masyarakat dalam dunia usaha penciptaan inovasi yang bermanfaat bagi masyarakat melalui pemanfaatan produk FABA seperti bata interlock, paving blok, dan bahan bangunan konstruksi.
Inovasi pemanfaatan limbah batubara FABA untuk pemberdayaan daerah juga dapat menumbuhkan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) dalam pengelolaan FABA sehingga dapat menciptakan lapangan kerja baru. Hal ini sejalan dengan salah satu program Sustainable Development Goals (SDGs).
Untuk memaksimalkan pemanfaatannya, pemerintah Indonesia sendiri melalui Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) juga tengah menyiapkan standarisasi izin lingkungan bagi perusahaan yang akan memanfaatkan FABA. Standar-standar ini antara lain seperti standar penyimpanan, penimbunan, dan pemanfaatan.
Mengingat banyaknya manfaat dari limbah batubara, Indonesia diharapkan mampu mengelola FABA secara maksimal. Apalagi potensi yang dimiliki untuk dikelola juga cukup banyak.
Baca Juga :Â Ternyata Limbah Batubara Punya Kandungan Mineral Berharga!
Limbah batubara FABA dapat berkontribusi ke ekonomi nasional, sehingga Indonesia bisa mentransformasikannya menjadi keuntungan dan dimanfaatkan berbagai pihak.Â
Diketahui volume FABA terus bertambah setiap tahunnya seiring dengan beroperasinya Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) dalam program 35.000 Megawatt (MW).
Konsumsi batubara hingga 10 tahun kedepan yang diperkirakan mencapai 153 juta ton ini akan menghasilkan limbah batubara FABA hingga 15,3 juta ton.