ilmutambang.com – Sektor batubara sampai saat ini masih menopang perekonomian Indonesia. Realisasi penerimaan negara dari batubara 2022 sudah mencapai mencapai Rp588,3 triliun atau meningkat 28,3 persen dibandingkan realisasi 2021 yang senilai Rp458,5 triliun.
Kontribusi batubara pada perekonomian nasional 2022 pun mencapai 5 – 6 persen terhadap Produk Domestik Bruto (PDB).Â
Melesatnya penerimaan SDA non-migas tersebut utamanya didorong kenaikan harga komoditas minerba, terutama batubara yang harga rata-ratanya (harga batu bara acuan/HBA) tahun 2022 mencapai US$ 276,6 per ton.
Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) lainnya yang didukung dari pendapatan penjualan hasil tambang, pendapatan DMO, serta PNBP layanan kementerian/lembaga (visa, paspor, perizinan, dan layanan kepolisian) tercatat mencapai Rp 196,3 triliun atau naik 28,7 persen dibandingkan 2021.
Melihat sumbangan batubara bagi perekonomian nasional secara keseluruhan sangat signifikan, tentunya penggunaan batubara tidak serta-merta dapat dihentikan. Oleh sebab itu, Indonesia harus mengoptimalkan sumber daya yang dimilikinya itu untuk kemajuan industri dalam negeri.
Meskipun batubara menjadi salah satu penopang ekonomi negara, hal yang perlu diingat yaitu setiap pengusaha si batu hitam ini tetap perlu memanfaatkan batubara dengan menerapkan prinsip berkelanjutan.Â
Di antaranya melalui partisipasi pengurangan emisi karbon, bahkan pemerintah sedang menyiapkan teknologi pengolah batubara yang ramah lingkungan
Kawan tambang, dalam 10 tahun ini ketergantungan terhadap batubara akan masih sangat tinggi, meskipun dunia sedang menuju penggunaan energi bersih. Oleh sebab itu, batubara diprediksi masih akan menjadi kunci dalam menopang perekonomian indonesia.