ilmutambang.com – Saat ini berbagai sektor industri dunia sedang mengembangkan teknologi digital. Bahan baku utama teknologi digital dan kendaraan listrik tersebut salah satunya adalah Nikel. Bahan baku ini menjadi kunci utama produksi baterai termasuk untuk kendaraan listrik.
Indonesia merupakan negara penghasil nikel terbesar dunia dan bercita-cita menjadi ‘raja baterai’ kendaraan listrik. Namun cadangan nikel tersebut kemungkinan akan habis di kemudian hari.
Indonesia semakin bersemangat dalam menambang nikel. Tentu ini baik untuk mendukung hilirisasi dalam negeri. Tetapi apabila sumber daya nikel terus-menerus diambil, maka cadangan nikel dalam jangka panjang makin lama akan menipis.
Untuk mencegahnya, mulai sekarang sebaiknya pihak-pihak terkait yang bertanggung jawab dalam penambangan nikel harus memikirkan bagaimana cara memperpanjang umur tambang nikel.
Salah satu upaya adalah melakukan kegiatan eksplorasi terhadap lokasi cadangan nikel di daerah baru lainnya. Pemerintah juga harus mengonversi sumber daya nikel menjadi cadangan di Indonesia.
Pemerintah diharapkan juga segera menerbitkan moratorium pembangunan pengolahan dan pemurnian nikel. Sebagai pertimbangan penambangan nikel yang semakin masif dan tidak terbatasi.
Saat ini kebutuhan bijih nikel 400 juta ton setahun. Apabila cadangan bijih nikel di Indonesia sebesar 1,18 miliar ton, maka dalam waktu singkat tentu akan habis.
Kawan tambang, untuk membuat baterai kendaraan listrik (EV) diperlukan cadangan nikel dan tembaga. Maka cadangan nikel di Indonesia perlu dilindungi dengan memikirkan cara memperpanjang umur tambang nikel.