PT Timah Tbk bersama pemerintah daerah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung menyulap bekas tambang bijih timah menjadi kampung reklamasi berbasis ekowisata. Untuk mendorong pertumbuhan ekonomi masyarakat di tengah pandemi COVID-19 ini.
Ratusan lobang bekas penambangan bijih timah yang berbentuk danau berusia ratusan tahun itu. Memiliki keindahan eksotik, berair biru dan berpasir putih. Sehingga menarik perhatian para wisatawan lokal, luar daerah dan mancanegara untuk datang menikmati keindahan alami itu.
Di Pulau Bangka terdapat 1.021 danau bekas tambang timah dengan luasan 1 hingga 22 hektar. Tersebar di Kabupaten Bangka 413, Bangka Barat 244, Bangka Tengah 208, Bangka Selatan 124 dan Pangkalpinang 32 danau bekas tambang timah.
Potensi tersebut kemudian dimanfaatkan oleh PT Timah Tbk dengan melibatkan pemerintah daerah dan Badan Usaha Milik Desa (Bumdes) dan organisasi kemasyarakatan.
Ratusan danau bekas tambang timah itu kemudian diolah bersama menjadi kampoeng reklamasi sebagai tujuan wisata baru dalam pemberdayaan ekonomi masyarakat berkelanjutan.
Baca Juga: Salina Turda, Tempat Wisata Indah Bekas Tambang Garam
Tujuan wisata baru reklamasi bekas tambang “Kampoeng Reklamasi” ini mengusung konsep agro, energi dan edutourism serta sebagai kawasan penyelamatan flora dan fauna yang dilindungi.
Kampung Reklamasi PT Timah tersebut tidak hanya menjadi ecotourism tetapi juga menjadi pusat fasilitas konservasi keanekaragaman hayati. Wujud nyata komitmen BUMN berdasarkan pilar utama bidang lingkungan yaitu mendukung keanekaragaman hayati dan meningkatkan perekonomian masyarakat.
Selain itu Kampoeng Reklamasi ini dapat menjadi contoh bagi anggota Holding Pertambangan Indonesia Mining Industry (MIND ID) dan juga bagi BUMN-BUMN lainnya.