Desa KwaHlathi yang berada di Provinsi KwaZulu di Afrika Selatan (Afsel) dilanda demam berlian, pasalnya lebih dari 1.000 orang menggali berlian demi peruntungan. Pendatang tersebut berasal hampir dari seluruh wilayah Afsel.
Peristiwa ini dipicu oleh salah satu warga desa KwaHlathi yang menemukan batuan kristal di lahan terbuka. Empu dari ini pun ikut menggali setelah mendengar kabar dari warganya tersebut.
Mendo Sabelo sebagai salah satu penggali berlian, memberikan pernyataannya bahwa temuan berlian di lahan terbuka ini mengubah hidupnya dan banyak orang lainnya.
Sebelumnya ia tidak memiliki pekerjaan yang layak. Ia menemukan berlian tersebut sepulangnya dari bekerja sambilan. Tidak hanya berlian saja ia pun membawa pulang kebahagiaan serta pengharapan baru untuk keluarganya.
Skhumbuzo Mbhele seorang pengangguran pun ikut tertarik mencari peruntungan dengan berlian di lahan terbuka tersebut. Ia mengatakan bahwa ini pertama kalinya ia melihat dan juga memegang berlian seumur hidupnya.
Seketika desa KwaHlathi terlihat hampir menyerupai lautan manusia. Banyak juga yang datang dengan kendaraan seperti mobil.
Terdapat antrian panjang mobil yang diparkir di sisi jalanan berkerikil desa tersebut yang letaknya beberapa meter dari lapangan terbuka tempat ditemukannya berlian.
Dari beberapa menggali berlian di sana, sebagian telah menjual berlian tersebut dengan harga mulai dari 100-300 rand atau setara dengan Rp103.392-Rp310.000.
Sebagai tanggapan dari peristiwa demam berlian ini Pemerintah Afsel menerjunkan tim peneliti dari Departemen Pertambangan.
Tim ini terdiri dari ahli geologi dan pertambangan yang nantinya akan mengambil sampel dan mengumpulkannya untuk dianalisis.
Pemerintah provinsi telah menghimbau bagi semua yang terlibat untuk meninggalkan lokasi dan membiarkan pihak berwenang melakukan pemeriksaan yang tepat.
Baca Juga :Â Namibia Punya Kota Hantu Bekas Tambang Berlian
Terdapat kekhawatiran akan penyebaran virus Covid-19 akibat adanya perkumpulan orang banyak di satu wilayah.
Informasi tambahan, perekonomian Afsel telah lama menderita karena tingkat pengangguran yang sangat tinggi.
Akibat dari pengangguran ini hampir seluruh masyarakat berada dalam kemiskinan dan ketidaksetaraan hampir tiga dekade, ditambah dengan adanya pandemi Covid-19.