Lahan Bekas Tambang – Taman Keanekaragaman Hayati atau Taman Kehati dengan luas mencapai 24 hektare itu merupakan ikon kota Sawahlunto, Sumatera Barat.
Taman Kehati Emil Salim merupakan satu-satunya taman kehati yang dibuat dari lahan bekas tambang batubara peninggalan Kolonial Belanda.
Selain menjadi objek wisata dan sistem penyangga tempat penelitian, Taman Kehati Emil Salim juga menjadi pencadangan sumber daya alam hayati lokal.
Taman Kehati Emil Salim dibangun atas kerjasama antara Yayasan KEHATI, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Pemprov Sumbar dan Pemkot Sawahlunto.
Tujuan utama pembangunan dan pengembangan taman kehati adalah untuk menjaga kelestarian keanekaragaman hayati jenis lokal. Khususnya keanekaragaman hayati yang semakin langka dan terancam punah, serta dapat menjadi habitat satwa yang terdesak oleh industri dan pemukiman.
Selain itu, taman ini berfungsi sebagai sebagai sumber bibit dan benih, koleksi tumbuhan dan budi daya, berpeluang menjadi wahana wisata, wahana pendidikan yang dapat menambah pengetahuan dan meningkatkan kesadaran lingkungan dan menjadi sarana pembelajaran dan pemberdayaan bagi masyarakat.
Baca Juga: Lahan Bekas Tambang Karst Disulap Jadi Objek Wisata Cantik
Kehadiran Taman kehati juga dapat berdampak pada kemajuan ekonomi apabila dikelola bersama oleh pemerintah pusat, daerah dan perusahaan pengelola taman kehati tersebut.
Beberapa spesies lokal tumbuhan alami ditanam dan dikembangkan sebagai tumbuhan pioner di wilayah tersebut. Di antaranya Paku Hijau (Blechnum orientale), Melayu hitam (Arytera littoralis) dan Kanderi (Bridelia monoica). Juga spesies pohon hutan seperti dan asam kandis (Garcinia xanthochymus).