Kota Sawahlunto terkenal sebagai daerah penghasil batubara terbesar di Provinsi Sumatera Barat (Sumbar). Batubara memang memiliki banyak manfaat bagi kehidupan kita, salah satunya bisa berfungsi sebagai sumber energi listrik bagi Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU).
Tapi ternyata manfaat batubara tidak hanya dapat digunakan dalam bidang industri saja lho, di tangan seorang warga Sawahlunto bernama Januri, batubara diolah menjadi sebuah karya seni ukiran yang menjadi buah tangan menarik.
Pria berusia 50 tahun itu, telah berkecimpung sebagai pengrajin ukiran batubara sejak tahun 1990. Keahlian Januri dalam mengolah batubara menjadi sebuah karya seni rupa didapatkannya secara otodidak.
Saat ini, Januri telah memiliki bengkel seni sendiri yang diberi nama Cindai Coal Art. Bengkel ini terletak di Jalan Yos Sudarso, Kelurahan Pasar, Kecamatan Lembah Segar, Kota Sawahlunto.
Januri menjelaskan, perbedaan ukiran batu bara dengan ukiran lainnya terletak pada teksturnya. Tekstur batubara pada dasarnya mudah udah diukir, sehingga tidak sulit membentuk pola atau corak yang diinginkan.
Berbekal berbagai jenis alat pahat, kedua tangan Januri berhasil menghasilkan ukiran batubara dengan beragam bentuk. Adapun bentuk ukiran yang dibuat Januri berupa patung, asbak, mainan kunci dan bentuk lain sesuai pesanan.
Dikatakan Januri, proses pembuatan batubara menjadi sebuah seni ukiran memiliki waktu pengerjaan yang beragam sesuai bentuk dan tingkat kesulitannya. Bahkan dari pengalaman dia, untuk ukiran sebuah patung naga, dia bisa menghabiskan waktu satu bulan.
Sementara, harga yang dipatok Januri untuk satu ukiran patung berkisar Rp 1 juta sampai Rp 4 juta, tergantung corak dan kesulitan pembuatannya. Lalu, untuk satu ukiran asbak berharga Rp 100 ribu sampai Rp 200 ribu.
Setelah melihat berbagai bentuk kerajinan tangan yang dihasilkan dari batubara, mulai dari patung hingga asbak, ukiran mana nih yang menarik bagi Kawan Tambang?