ilmutambang.com – Pemerintah Indonesia melalui Kementerian ESDM menetapkan 47 mineral dalam kelompok mineral kritis. 47 mineral tersebut tercatat dalam lampiran Keputusan Menteri (Kepmen) ESDM Nomor 296.K/MB.01/MEM.B/2023 tentang Penetapan Jenis Komoditas yang Tergolong dalam Klasifikasi Mineral Kritis.
Mineral kritis adalah mineral yang mempunyai kegunaan penting untuk perekonomian nasional dan pertahanan keamanan negara. Sementar itu, penetapan mineral kritis didasarkan pada kriteria, yakni
- Merupakan bahan baku dalam industri strategis nasional,
- Memiliki nilai manfaat untuk perekonomian nasional dan pertahanan keamanan negara,
- Memiliki risiko tinggi terhadap pasokan dan
- Tidak memiliki pengganti yang sepadan.
Salah satu mineral yang masuk dalam daftar tersebut adalah Logam tanah jarang (LTJ). LTJ merupakan ‘harta karun’ mineral yang tersimpan di Indonesia. Komoditas ini sangat diburu oleh banyak negara sehingga penemuan tambang LTJ di utara Swedia beberapa waktu lalu menggegerkan. Sebab, LTJ belum pernah ditambang di kawasan Eropa.
Daftar mineral kritis dibuat karena keberadaan mineral ini sangat diperlukan dan jumlahnya sangat terbatas untuk mendukung terutama transisi energi yang sedang berlangsung. Lantas, apa saja mineral kritis yang di maksud?
- Aluminium
- Antimoni
- Barium
- Berilium
- Besi
- Bismut
- Boron
- Kadmium
- Feldspar
- Fluorspar
- Fosfor
- Galena
- Gallium
- Germanium
- Grafit
- Hafnium
- Indium
- Kalium
- Kalsium
- Kobal
- Kromium
- Lithium
- Logam Tanah Jarang (LTJ)
- Magnesium
- Mangan
- Merkuri
- Molibdenum
- Nikel
- Niobium
- Palladium
- Platinum
- Ruthenium
- Selenium
- Seng
- Silika
- Sulfur
- Skandium
- Stronsium
- Tantalum
- Telurium
- Tembaga
- Timah
- Titanium
- Torium
- Wolfram
- Vanadium
- Zirkonium.
Melihat data Kementerian ESDM tersebut, Indonesia ternyata masih menyimpan beragam harta karun berupa mineral kritis yang dibutuhkan dunia di waktu mendatang. Maka dari itu, sudah sepatutnya kita menjaga sumber daya tersebut demi tercukupinya kebutuhan energi bagi generasi masa depan Indonesia.