ilmutambang.com – Harga batubara akhirnya menguat berkat China. Pada minggu pertama Januari 2023, harga batubara terus menguat. Pada perdagangan Kamis (5/1), harga batu bara kontrak Februari di pasar ICE Newcastle ditutup di angka US$ 372 per ton. Harganya menguat 2,28 persen dibandingkan hari sebelumnya.
Kenaikan harga batubara saat ini ditopang penguatan harga batubara jenis metalurgi atau kokas yang memiliki kalori tinggi.
Pasokan batu bara jenis kokas diperkirakan akan semakin ketat setelah China sepakat untuk kembali mengimpor batubara dari Australia.
Salah satu Trader batubara dari Australia, Alexander mengatakan batu bara kokas premium adalah jenis batu bara yang paling dicari di China. Tanpa permintaan dari China, pasokan batubara tersebut mendekati nol.
Alex juga menambahkan, permintaan pengiriman batubara metalurgi berkalori tinggi dari Australia sudah penuh hingga kuartal I-2023. Masuknya China sebagai negara pengimpor batubara tentu akan semakin memperketat persaingan.
Australia Ketiban Rejeki Nomplok dari China
China saat ini banyak menggunakan batubara berkalori tinggi sebagai campuran dengan berkalori rendah yang mengandung sulfur tinggi untuk pabrik-pabrik mereka. Batubara metalurgi juga biasa digunakan sebagai salah satu material pembuatan baja.
Australia merupakan eksportir terbesar untuk batubara metalurgi.
Badan Informasi Energi Amerika Serikat (EIA) memperkirakan ekspor batubara metalurgi Australia mencapai 166 juta ton pada 2022, Jumlah tersebut setara dengan 54% pasokan global.
Sebagai informasi, china merupakan produsen terbesar untuk batu bara metalurgi yakni mencapai 676 juta ton pada 2022. Namun, konsumsinya juga sangat tinggi yakni sekitar 708 juta ton sehingga harus mengimpor. Salah satu negara tujuan impor batubara Tirai Bambu yaitu Australia.