Selasa, September 17, 2024
MinerbaBatubaraHarga Batubara Terus Memanas, Nyari Sentuh US$400

Harga Batubara Terus Memanas, Nyari Sentuh US$400

Pekan ini harga batubara terus memanas dan mendekati rekor tertinggi. Pada perdagangan di pasar ICE Newcastle (Australia) Selasa (17/5/), harga batubara untuk kontrak Juni ditutup pada tingkat US$ 399,65 per ton. Menguat 5,8% dibandingkan dengan penutupan di hari sebelumnya.

Tingkat harga tersebut adalah yang tertinggi lebih dari dua bulan terakhir, yaitu sejak 9 Maret 2022. Waktu itu saat harga batubara menyentuh US$ 426,85 per ton.

Kenaikan harga batubara kemarin itu juga membawanya ke tingkat US$ 400 per ton, di mana harga tertingginya berada pada angka US$ 446 per ton pada 2 Maret 2022.

Konflik Rusia-Ukraina yang dimulai pada 24 Februari 2022 lalu membuat harga batubara newscastle terus memanas dari harga di kisaran US$ 250 per ton di akhir Februari menjadi di kisaran US$ 400 per ton.

Baca Artikel  5 Daerah Ini Jadi Penghasil Batubara Terbesar di Indonesia

Meskipun tingkat harga di kisaran US$ 400 hanya berlangsung sepekan (2-9 Maret 2022), kecuali pada 3 Maret 2022. Pergerakan harga batubara kemudian kembali melemah dan bergerak di bawah US$ 300 per ton. Sebelum kembali lagi melonjak karena sanksi ke Rusia dan krisis listrik di India.

Harga batubara telah melesat 10,5% dalam dua hari. Dalam sepekan, secara keseluruhan, harga batubara menguat 11,9% point to point. Dalam sebulan, harga batubara masih juga menguat 24,9% dan dalam setahun melesat 301,5%.

Baca Juga: Kenali Lapisan Tanah di Lahan Tambang

Kuatnya pergerakan harga batubara masih dipicu oleh kekhawatiran pasokan. India menghadapi persoalan pasokan setelah ada lonjakan permintaan listrik menyusul terjadinya gelombang panas.

Baca Artikel  Harga Batubara Melonjak, Tembus US$433 per Ton

Australia juga mengalami kekhawatiran pasokan batubara setelah beberapa negara bagian mereka seperti Queensland terendam banjir.

Sementara itu, China jika penyebaran Covid-19 sudah menurun, maka perusahaan-perusahaan mereka akan mengejar target produksi sehingga permintaan batubara tentu akan melonjak.

Mungkin kalian suka baca :

Artikel Terbaru

Artikel Populer