Direktur Eksekutif Asosiasi Pertambangan Batu Bara Indonesia (APBI) Hendra Sinadia mengungkapkan, terdapat peningkatan permintaan batubara Indonesia dari negara-negara Eropa akibat suplai batubara terhambat. Hal itu terjadi akibat konflik geopolitik Rusia-Ukraina yang masih berlangsung.
Hendra menyebut, sudah ada beberapa perusahaan batu bara Indonesia yang menjalin pembahasan dengan negara Eropa, seperti Jerman.
Dia juga mengatakan, untuk ke depannya bukan tidak mungkin negara-negara Eropa lain akan berniat mengimpor batubara Indonesia.
“Uni Eropa akan menghentikan impor batu bara dari Rusia, jadi negara-negara yang sedang mencari alternatif kan ada banyak yaitu Jerman, Polandia, Belanda, Italia, Spanyol, negara-negara Eropa Barat lain,” kata Hendra, Senin (20/6).
Melihat permintaan yang cukup tinggi ini, Hendra menegaskan belum tentu perusahaan batubara Indonesia menyanggupi permintaan tersebut.
Sebab, spek batu bara yang dibutuhkan Eropa itu berkalori tinggi sementara batubara Indonesia memiliki kalori rendah.
Dia memaparkan, karena perbedaan kualitas kalori membuat Indonesia tidak banyak mengekspor batu bara ke Eropa selama ini. Ditambah lagi jarak yang jauh membuat harga angkutan pun sangat tinggi.
Ekspor batubara Indonesia rata-rata 400 juta ton dalam satu tahun. Namun ekspor ke Eropa paling tinggi sebanyak 1 juta ton saja, bahkan dalam 2 tahun ke belakang tidak ada ekspor. Selebihnya pasokan ditujukan ke kawasan Asia Pasifik.
Baca Juga: Rusia Batasi Ekspor ke Eropa, Harga Batubara Terkerek Naik
Kendati demikian, terkait permasalahan perbedaan kualitas kalori batubara kemungkinan Indonesia untuk mengekspor batu bara ke negara pengimpor gas dari Rusia seperti Jerman, Polandia, Italia, dan Belanda.
Selain penjajakan yang masih terus dilakukan, Hendra menyebut Indonesia juga sudah dan sedang melakukan ekspor batu bara ke negara-negara tersebut.
Perlu diketahui, prospek kenaikan harga batubara akibat peningkatan permintaan Uni Eropa diperkirakan menguntungkan negara produsen emas hitam tersebut.
Bagi Indonesia, situasi ini juga tentu akan membuka peluang ekspor dan memperkuat neraca perdagangan negara.