Minggu, September 15, 2024
Berita TambangINDY Kucurkan Dana 7 Miliar untuk Proyek EBT

INDY Kucurkan Dana 7 Miliar untuk Proyek EBT

Emiten Pertambangan Batubara, PT Indika Energy (INDY) Tbk. menggelontorkan dana sebesar US$ 500 juta atau sekitar Rp 7,3 triliun dalam menggenjot proyek energi baru terbarukan (EBT) untuk lima tahun ke depan. 

Selain itu, perusahaan ini juga  menargetkan pada 2025  separuh pendapatan utamanya akan berasal dari bisnis non batubara. Seperti dari tambang emas, terminal bahan bakar minyak (BBM), teknologi digital, hingga kendaraan listrik dan energi baru terbarukan.

Transisi energi menuju energi baru terbarukan merupakan sebuah keniscayaan. Untuk itu, perusahaan bakal menggenjot pendapatan dari unit bisnis di luar batubara tanpa meninggalkan bisnis utama,” ungkap Presiden Direktur Indika Energy Arsjad Rasjid pada Senin (12/4/2021).

Baca Artikel  Blok Wabu Punya Potensi Emas Hingga Rp300 Triliun

INDY optimis jika nilai Investasi tersebut juga akan disesuaikan dengan tren bisnis ke depan. 

Kami sudah komitmen US$ 500 juta untuk investasi, yang kami katakan sampai 5 tahun ke depan sambil kita melihat bagaimana perkembangan yang ada,” tambah Arsjad.

Seperti yang diketahui, Indika Energy juga telah mendirikan perusahaan PT Empat Mitra Indika Tenaga Surya (EMITS) sebagai diversifikasi portofolio bisnis. Pendirian perusahaan ini akan mendukung target bauran EBT sebesar 23 persen pada 2025 yang dicanangkan pemerintah. 

Perusahaan ini juga akan meramaikan pasar kendaraan listrik di dalam negeri. Salah satunya dengan membentuk unit usaha yang akan fokus dalam bisnis kendaraan listrik. Anak usaha tersebut bernama PT Electra Mobilitas Indonesia (EMI).

Baca Artikel  12 Alat Berat Tambang Emas dan Fungsinya

Baca Juga : INDY Targetkan Pendapatan Non Batubara 50% pada 2025

EMI akan berfokus dalam penggarapan kendaraan listrik beroda dua. Hal ini sejalan dengan potensi Indonesia yang menjadi salah satu supplier baterai kendaraan listrik terbesar dunia.

Kami lihat ada peluang berkompetisi dengan manufaktur lain dari luar, dengan itu kami beranikan diri harus ikut,” pungkasnya.

Arsyad menilai pengembangan kendaraan listrik di Indonesia dapat lebih kompetitif dibandingkan dengan negara lain. Oleh sebab itu,, perusahaan akan mempelajari teknologi dari luar negeri untuk nantinya dapat diimplementasikan di dalam negeri.

Mungkin kalian suka baca :

Artikel Terbaru

Artikel Populer