Alat karakterisasi bahan sangat penting digunakan untuk memahami komposisi, ikatan kimia, senyawa atau bidang kristal dari suatu bahan, pekerja atau peneliti dari industri pertambangan dan metalurgi (unsur-unsur logam).
Di samping itu, alat karakterisasi bahan juga dibutuhkan untuk mendalami kualitas bahan pertambangan yang mempengaruhi sektor ekonomi, proses, teknologi, industri pengolahan mineral, dan industri ekstraksi logam (pemurnian).
Secara umum alat karakterisasi mempunyai prinsip dasar, yaitu adanya probe/source yang akan dipancarkan spesimen sehingga menghasilkan sinyal yang kemudian dikumpulkan untuk dipahami lebih dalam hingga didapatkan informasi yang tepat.
Berikut ini dijelaskan 5 jenis alat karakterisasi bahan yang umum digunakan pada industri pertambangan-logam.
1. XRD (X-Ray Diffractometer)
XRD merupakan salah satu alat karakterisasi bahan yang menggunakan sinar-X sebagai source yang kemudian akan ditembakkan ke spesimana sehingga sinar-X yang didifraksikan oleh spesimen akan ditangkap oleh detektor untuk diganti menjadi pulsa elektrik . Selanjutnya pulsa elektrik dapat dijumlahkan dengan counter dalam satuan jumlah pulsa elektrik/satuan waktu yang sebanding dengan intensitas difraksi sinar-X.
2. XRF (X-Ray Fluorescence)
Prinsip kerja XRP adalah mengeksitasi atom-atom pada sampel sehingga menghasilkan X-ray untuk diukur energi dan intensitasnya dalam mengidentifikasi unsur-unsur pada sampel. Sederhananya, XRF ini dipakai untuk mengukur konsentrasi unsur-unsur pada sampel.
3. SEM (Scanning Electron Microscope)
SEM dapat digunakan untuk mengetahui informasi penting berupa penampakan permukaan, morfologi, kristalografi, dan komposisi dari bahan.
Kinerja pertama pada SEM akan diawali dengan adanya aliran elektron yang nantinya dipercepat menggunakan tegangan listrik positif menuju suatu sampel. Selanjutnya aliran elektron tersebut akan difokuskan menggunakan celah dan lensa magnetik sehingga menghasilkan interaksi pada sampel yang akhirnya akan ditangkap oleh detektor.
Baca Juga : Menelisik Alur dan Cara Kerja di Dunia Tambang
4. AAS (Atomic Absorption Spectroscopy)
Prinsip kerja pada ASS diawali dengan proses atomisasi sampel kemudian ditembakan EMR sehingga terjadi penyerapan EMR oleh sampel dimana sisa EMR akan diseleksi oleh monokromator dan dibaca oleh detektor.
Biasanya AAS dipakai untuk menentukan konsentrasi dari unsur logam dari senyawanya berdasarkan serapan atom terhadap electromagnetic radiation (EMR).
5. OES (Optical Emission Spectrum)
OES adalah alat karakterisasi yang bekerja dengan mengeksitasi atom pada sampel dengan energi yang berasal dari spark (percikan yang terbentuk dari elektroda akibat perbedaan tegangan) sehingga menghasilkan cahaya yang dapat diukur intensitasnya.