Terjadinya ledakan tambang akibat kebocoran gas metana merupakan salah satu penyebab kecelakaan kerja tambang yang dapat menelan korban jiwa cukup besar.
Saat ini, untuk mendeteksi kebocoran gas metana di tambang bawah tanah sebagai salah satu bentuk pencegahan kecelakaan kerja tambang adalah dengan menggunakan alat inframerah (IM).
Sensor inframerah ini dapat mendeteksi kebocoran gas metana di tambang bawah tanah, khususnya batubara yang berasal dari lapisan batubara dan batuan di sekelilingnya yang terbebaskan pada saat kegiatan pembukaan lubang bukaan tambang.Â
Soal cara kerja, alat ini tidak perlu diragukan lagi. Sensor inframerah untuk mendeteksi gas metana di tambang bawah tanah bereaksi dengan cepat pada saat melakukan pendeteksian karena tidak perlu menunggu terjadinya reaksi kimia, lebih akurat, dan linier dalam pembacaan.
Sensor inframerah memberikan sinyal hasil pengukuran gas metana di tambang bawah tanah. Sinyal tersebut dicacah oleh microcontroller dan sebagai keluarannya, data dikirimkan ke modul MMC/SD card dan tersimpan dalam memory card.
Ketika alat dalam posisi merekam, data secara otomatis akan tersimpan dan perekaman tersebut terjadi hanya dalam 3 detik.
Sensor inframerah juga memiliki beberapa kelebihan jika dibandingkan dengan sensor lain yang biasa digunakan untuk gas metana, antara lain memiliki masa pakai yang lebih lama, bebas racun, tidak memerlukan kalibrasi yang terlalu sering sehingga memudahkan perawatannya, serta tidak terpengaruh oleh keberadaan gas-gas lain yang akan mempengaruhi hasil pengukuran.
Baca Juga : Kenali 3 Manfaat Gas Alam Untuk Kehidupan Sehari-hari!
Penggunaan alat sensor inframerah di tambang batubara antara lain dalam sensor jarak (distance sensor). Alat ini juga tidak reaktif, sehingga aman untuk keselamatan kerja.
Molekul gas hanya berinteraksi dengan cahaya yang dipancarkan sensor inframerah sehingga tidak ada kontak langsung antara sensor dengan udara yang akan diukur.
Alat pendeteksi ini juga terlindungi optik sehingga lebih tahan lama dan lebih stabil. Komponen yang digunakan dalam perancangan alat pendeteksi gas metana di tambang bawah tanah ini pun relatif menggunakan peralatan dan bahan yang mudah didapatkan di Indonesia dengan harga murah.Â