Seorang seniman asal London, Inggris bernama Jesper Eriksson menyulap batubara antrasit menjadi furniture estetik seperti bangku, meja, dan nakas.
Koleksi furniture ini diubah menjadi furniture dengan permukaan halus bak marmer yang elegan dengan pinggiran kasar.
Seniman yang tertarik pada karya yang berhubungan dengan manusia, budaya, dan material terutama yang memiliki pengaruh kuat pada budaya ini memilih batubara untuk menciptakan narasi kontemporer dan alternatif dari konteks sejarah, sosial-ekonomi, atau budaya yang ada.
Eriksson mengambil batubara dari tambang di Wales, Inggris menggunakan pisau bermata berlian. Memanfaatkan batubara antrasit yang mengandung karbon antara 90-95%, ia menciptakan permukaan yang halus dan lebih menyukai tepi yang kasar, sebelum menyelesaikan setiap bagian karyanya dengan sealant batu alam.
Tidak hanya membuat furniture, seniman ini memanfaatkan batubara padat dengan beberapa bagian yang tersisa dalam keadaan mentah, untuk diubah dengan hasil akhir yang mirip dengan marmer hitam untuk ubin lantai.
Menurut Eriksson, batubara merupakan bahan ideal untuk desain interior karena sifatnya “di antara kayu dan batu” yaitu dapat menahan kehangatan.
Baca Juga : Peneliti Berhasil Ubah Karbon Dioksida menjadi Batubara
Dengan adanya pemanfaatan batubara sebagai furniture estetik ini, Eriksson juga berharap bahwa hal ini akan mengubah stigma masyarakat terhadap batubara yang dianggap sebagai bahan bakar yang kotor, murah, dan berbahaya bagi lingkungan.
Melalui proyeknya, Eriksson ingin dunia melihat batubara memiliki kegunaan lain selain sumber energi, yaitu sebagai furniture yang estetik, hingga ubin lantai yang menyerupai marmer hitam.