Investasi di sektor tambang masih menjadi andalan bagi Indonesia dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan penyerapan tenaga kerja. Hal ini terjadi karena masih melimpahnya sumber daya alam yang dimiliki Indonesia pada sektor tambang, seperti komoditi batubara.
Investasi di sektor tambang berdampak pada peningkatan ekonomi nasional karena berkontribusi terhadap pemasukan negara seperti Produk Domestik Bruto (PDB), pendapatan rumah tangga, serta penerimaan negara berupa jenis pajak, royalti, dan distribusi.
Diketahui industri tambang Indonesia berkontribusi sebesar 7,2% dari total PDB dengan nilai mencapai US$13,8 juta dan merupakan yang tertinggi di Asia Tenggara.
Menurut Kementerian Perindustrian RI, investasi tambang juga bermanfaat bagi ekonomi makro yang dapat dihitung dari nilai penjualan, nilai tambah, pendapatan pekerja, dan penyerapan tenaga kerja oleh perusahaan tambang.
Adanya aktivitas tambang termasuk pada investasi akan sangat banyak tumbuh dan unit-unit kegiatan ekonomi yang semakin berkembang.
Berkembangnya unit-unit ekonomi inilah yang sangat mungkin memberikan manfaat ekonomi yang besar.
Selain meningkatkan perekonomian, investasi tambang juga berkontribusi pada penciptaan lapangan kerja.
Lapangan kerja yang tercipta tidak hanya pada industri tambang itu sendiri, tetapi juga merambat ke sektor jasa pendukung lainnya seperti kontraktor penambang dan penyedia jasa transportasi.
Dipublikasikan oleh Badan Pusat Statistik (BPS), estimasi jumlah tenaga kerja pada sektor tambang terbanyak berasal dari komoditi batubara yang mencapai 70% dari total tenaga kerja sektor tambang dan penggalian.
Baca Juga : Investasi Jasa Tambang Melonjak Di Tengah Pandemi
Terkait dengan kesempatan kerja, investasi tambang juga memperhatikan pengembangan kemampuan tenaga kerja, sehingga tenaga kerja menjadi terlatih dan akan memberikan manfaat kepada daerah.