ilmutambang.com – Tambang semprot merupakan salah satu metode penambangan yang sejak lama sudah dilakukan sebagai alternatif metode penambangan.
Tambang semprot sudah dikenal sejak 1850 di Amerika Serikat, ketika era California Gold Rush. Sedangkan di Indonesia metode tambang semprot ini juga sudah cukup lama digunakan oleh tambang rakyat maupun perusahaan besar.
Proses pengerjaan tambang semprot dilakukan dengan cara menyemprotkan air ke endapan alluvial dengan menggunakan pompa bertekanan tinggi. Tembakan air tersebut akan mengupas batuan penutup (overburden). Metode ini terbilang cukup murah karena tidak membutuhkan alat berat seperti shovel/backhoe dan alat angkut seperti dump truck.
Prosesnya dimulai dengan menyemprotkan air dari pompa bertekanan tinggi ke batuan yang hendak dilakukan penambangan. Hasil penyemprotan akan membentuk campuran lumpur dari material dan air.
Air lalu akan mengalir menuju paritan dan akan mengalir menuju pipa hisap menggunakan pompa. Kemudian lumpur endapan placer tadi masuk ke sluice box untuk dilakukan pengolahan mineral, pada akhirnya diarahkan menuju washing plant untuk dicuci dan dimurnikan.
Penggunaan metode penambangan ini biasanya dilakukan untuk penambangan bijih timah, pasir besi dan alluvial. Alat-alat yang digunakan dalam metode tambang semprot ini meliputi monitor, pompa dan pipa.
Namun penggunaan metode ini memiliki dampak yang bertentangan. Pada satu sisi, biaya operasional metode ini cukup murah dan cocok untuk endapan alluvial, yang mempunyai karakteristik batuan cenderung lunak dan batuan lepas, serta tidak memerlukan wilayah yang luas dan lebih praktis.
Sedangkan di sisi lainnya, metode ini memerlukan banyak air untuk penyemprotan dan pengaliran material, juga diperlukan upaya menjaga parit agar tidak terjadi penyumbatan material.
Demikian penjelasan metode tambang semprot. Melihat metode ini cukup mudah, tak heran banyak perusahaan yang menggunakannya untuk proses menambang. Semoga artikel ini bermanfaat ya Kawan!