Menurut Ilmuwan pendiri Asteroid Mining Company, Mitch Hunter-Schullion, sabuk asteroid luar angkasa yang penuh dengan logam, beso, nikel, emas, hingga platinum, dikatakan bisa menjadi “tambang emas” dan akan menjadi tren industri mendatang di masa depan.
Bahkan astrofisikawan, Neil deGrasse Tyson memprediksikan, dengan menambang asteroid, akan berdampak pada keuntungan triliunan dollar AS.
Sejauh ini Badan Antariksa Amerika Serikat (NASA) mengatakan, terdapat sekitar 12 ribu asteroid yang berhasil dideteksi dan berada 45 juta kilometer dari bumi.
“Tambang Emas” asteroid di luar angkasa ini menjadi solusi bagi krisis kekurangan sumber daya yang dihadapi di bumi dan dinilai akan membantu mengurangi kerusakan planet.
Dengan melakukan penambangan ini, akan memindahkan semua industri tambang berpolusi di bumi ke luar angkasa dan mengurangi kerusakan biosfer bumi.
Para geologi juga percaya melakukan penambangan emas asteroid di luar angkasa ini bisa menjadi alternatif yang menguntungkan dan memainkan peran penting yang memungkinkan manusia menjelajah jauh dari bumi.
Sebagai informasi, serbuk asteroid mengandung banyak logam yang konsentrasinya jauh lebih tinggi dengan yang ada di bumi.
Baca Juga: Kenapa Reklamasi Lahan Pasca Tambang Penting Dilakukan?
Diperkirakan asteroid setidaknya mengandung kekayaan mineral senilai lebih dari 700 miliar dollar AS atau hampir Rp 10.000 triliun.
Bahkan untuk satu asteroid dengan lebar 3.000 kaki diperkirakan akan menghasilkan keuntungan sebesar US$ 5,4 triliun.
Penambangan di luar angkasa ini juga dinilai membutuhkan ongkos yang relatif murah.