ilmutambang.com – PT Kideco Jaya Agung (Kideco) anak usaha PT Indika Energy Tbk (INDY) mencatat kenaikan kinerja volume produksi dan penjualan di dua bulan pertama 2023.
Realisasi produksi Kideco di periode Januari-Februari 2023 mencapai 4,7 juta ton. Sementara itu, volume penjualan Kideco sepanjang Januari-Februari 2023 mencapai 5,1 juta ton. Sebanyak 1,6 juta ton atau sekitar 31 persen di antaranya disalurkan bagi kebutuhan domestik.
Sedangkan pada periode Januari-Februari 2022 Kideco mencatatkan produksi 4,6 juta ton batubara. Sementara itu, volume penjualan Kideco sepanjang Januari-Februari 2022 berjumlah 4,7 juta ton dengan porsi kebutuhan dalam negeri 1,8 juta ton atau setara 38 persen.
Kideco mengoptimalkan produksi untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri maupun global. Mereka juga fokus meningkatkan kinerja diversifikasi di sektor non-batubara dan memperkuat performa ESG (Environmental, Social, Governance) Perusahaan.
Hingga akhir tahun nanti, Kideco menargetkan produksi batubara sebanyak 31 juta ton. Target ekspor Kideco tersebut menyasar China India, Jepang, Korea Selatan dan negara-negara Asia Tenggara, selain melakukan pemenuhan dalam negeri.
Namun diperkirakan harga batubara termal global dan yang berasal dari Indonesia akan mengalami pelemahan pada 2023. Tetapi masih berada di level yang relatif tinggi dibandingkan sebelum terjadi konflik di Eropa Timur.
Pada 2023 harga batubara termal Australia Newcastle dengan kalori 6.000 diperkirakan akan mencapai US$ 220/ton. Turun dari rata-rata sepuluh bulan pertama 2022, yang mencapai US$ 359/ton.
Sementara itu, harga batubara termal Indonesia kalori 4.200 pada 2023 diperkirakan sekitar US$ 60/ton. Turun dari rata-rata sepuluh bulan pertama 2022 yang mencapai US$ 85/ton.
Kawan tambang, harga batubara ternyata masih kuat dan diprediksi akan tetap mendatangkan laba perusahaan batubara sepanjang 2023, termasuk tentunya Kideco.