ilmutambang.com – Sejumlah investor China berminat menggarap proyek gasifikasi batubara di Indonesia menggantikan perusahaan Air Products. Perusahaan ini merupakan pengolahan gas dan kimia asal Amerika Serikat yang memilih mundur dari beberapa proyek gasifikasi batubara di Indonesia.
Alasan mundurnya Air Products disebabkan paket insentif dan subsidi energi baru terbarukan (EBT) yang ditawarkan pemerintah Indonesia dianggap kurang menarik.
Padahal awalnya Air Products sudah menyatakan kesiapan investasi sebesar US$2,1 miliar atau setara dengan Rp30 triliun untuk pengembangan gasifikasi batubara menjadi DME bersama dengan PTBA di Muara Enim, Sumatera Selatan.
Namun Air Product merasa iklim usaha di Amerika Serikat lebih menarik, dengan adanya subsidi untuk EBT untuk hidrogen dari pemerintah Amerika.
Pemerintah Amerika telah mengeluarkan Undang-Undang Penurunan Inflasi atau Inflation Reduction Act (IRA) pertengahan tahun lalu itu menjadi magnet investasi baru untuk sejumlah perusahaan global untuk berinvestasi di sektor EBT.
Melihat mundurnya Air Product dari Tanah Air, maka Pemerintah Indonesia pada akhirnya mencari mitra baru dengan sejumlah perusahaan batubara asal China yang ingin melakukan proyek hilirisasi batubara.
Lewat lawatannya ke China pada 4-6 April 2023 lalu, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan mengungkapkan, sejumlah perusahaan China telah menunjukkan minat mereka untuk berinvestasi pada sisi penghiliran batubara tersebut.
Diharapkan kemitraan yang baru dengan sejumlah perusahaan asal China juga dapat mempercepat pengerjaan salah satu proyek strategis substitusi impor Liquefied Petroleum Gas (LPG) tersebut nantinya.