Tiguidanke Camara adalah mantan model yang meninggalkan gemerlap gaun mewah dan sepatu “hi-heels” lalu terjun ke dunia tambang dan berkubang dengan lumpur.
Di hutan kecil di pinggiran sebuah desa di Guingouine, di sebelah barat Pantai Gading, Camara memimpin sebuah tim yang terdiri dari 10 ahli geologi dan juga buruh. Wanita kulit hitam ini menjadi perempuan pemilik tambang pertama di Afrika Barat.
Nama Camara muncul di antara 50 nama pebisnis wanita paling berpengaruh di Afrika, seperti dirilis mingguan Perancis, Jeune Afrique.
Tahun lalu, Camara bersama sejumlah wanita lain mendirikan sebuah asosiasi perempuan untuk Jaringan Pertambangan Pantai Gading.
Kini, Asosiasi yang didirikan Camara mengumpulkan sumber daya profesional wanita dari beragam latar belakang.
Baik ahli geologi, penggerak kendaraan industri berat, pengacara, maupun spesialis lingkungan.
Mereka memeriksa kandungan emas di kawasan itu. Tak segan, Camara mengenakan sepatu bot dan helm proyek untuk terjun ke dalam kolam lumpur yang kotor, lalu membantu mengambil sampel laboratorium.
Camara terlihat tak terganggu dengan sekumpulan serangga yang mengganggu di atas kulitnya.
Perjuangan Camara harus merogoh uang tabungan yang dikumpulkannya semasa menjadi model untuk pakaian dan perhiasan berskala internasional.
Tabungan itu dia pakai demi membangun mimpinya meluncurkan Tigui Mining Group pada tahun 2010. Dia pun mendapatkan dua lisensi untuk eksplorasi emas di tanah airnya.
Sejak itu pula, selain dikenal sebagai mantan model, sosok Camara juga semakin dipandang sebagai panutan bagi kaum perempuan setempat.
Tahun lalu, Camara menindaklanjuti upayanya dengan mendapatkan konsesi pertambangan untuk mencari emas di Pantai Gading.
Baca Juga: Eks Lahan Tambang Ini Disulap Jadi Taman Landak
Dia menyebut, di Afrika Selatan memang ada bos perempuan yang menjalankan usaha pertambangan, namun berbentuk kemitraan.
Kini penduduk Guingouine mulai memimpikan perubahan besar yang bisa menguntungkan desa mereka jika tambang tersebut terbukti kaya emas.
Masa depan di Pantai Gading, sektor pertambangan, yang didominasi oleh produksi mangan dan emas, telah berkembang selama satu dekade terakhir.
Aktivitas pertambangan itu menyumbang lima persen dari produk domestik bruto negara, yang juga memiliki berlian, besi, nikel, bauksit, dan tembaga.





