Beberapa waktu lalu Perhimpunan Ahli pertambangan Indonesia (PERHAPI) mengadakan forum group discussion (FGD) untuk membahas lebih dalam peluang dan tantangan lahan eks-tambang untuk kebangkitan ekonomi suatu negara.
Adanya acara FGD ini diharapkan bisa menemukan dan merumuskan konsep, strategi, desain dan realisasi pengembangan ekonomi berkelanjutan sebagai alternatif untuk mengoptimalkan kegiatan reklamasi, pasca tambang dan program PPM/CSR.
Adapun rangkaian diskusi dibagi menjadi dua sesi. Di masing-masing sesi terdapat 3 narasumber yang menyampaikan pandangannya terkait dengan tema besar acara tersebut.
Dalam sesi awal, Ketua Umum Perhapi Rizal Kasli menyampaikan, salah satu peluang lahan eks-tambang bisa dilihat dari masih banyaknya perusahaan yang masih dalam tahap operasional dan taat memenuhi kewajiban sesuai regulasi termasuk di dalamnya kewajiban reklamasi, pasca tambang dan PPM.
Baca Juga : Keren! RI Masuk Kategori Tambang Nikel Terbesar di Dunia
Selain itu, masih ada ditemukannya daerah yang kondusif untuk mengembangkan model sebagai percontohan bentuk reklamasi, pasca tambang dan Pengembangan dan Pemberdayaan Masyarakat (PPM).
Kendati demikian, menurut Rizal, di balik peluang tersebut masih adanya tantangan terkait koordinasi dan dukungan lintas kementerian, lembaga, instansi, perusahaan dan institusi pendidikan dalam mewujudkan rencana implementasi program.
Senada dengan Rizal, dalam sesi yang sama Ince Raden, turut sepakat bahwa lahan eks tambang berpotensi besar untuk dimanfaatkan. Lahan tersebut secara teknis perlu di desain menjadi peruntukan yang produktif.
Sementara itu, pakar lingkungan ITB Ginting Jalu Kusuma mengatakan, dalam lingkup PPM yang harus diperhatikan adalah PIM (peningkatan indeks pembangunan manusia (hidup sehat, standar hidup layak, pengetahuan).
Kemudian, pakar arsitektur lanskap dan pariwisata ITB Budi Faisal menyebutkan, lahan eks tambang berperan penting dalam sektor pariwisata. Hal ini sekaligus membentuk peran serta masyarakat dalam kegiatan pariwisata dan pasca tambang (Community based tourism).