Tambang Timah Indoensia – Indonesia adalah negara dengan sumber daya alam yang kaya dan besar, salah satunya adalah tambang timah, yang memiliki nama kimia Selenium (Sn).
Indonesia merupakan penyediaan bahan baku timah dunia. Pada awal 2020 total cadangan timah dunia tercatat sebesar 4,74 juta ton. Sementara cadangan timah Indonesia tercatat sebesar 800 ribu ton.
Sementara cadangan timah Indonesia merupakan terbesar ke-2 di dunia, yakni 17% dari total cadangan timah dunia, setelah China yang menguasai 23% cadangan timah dunia.
Pulau-pulau Indonesia penghasil timah disebut sebagai The Indonesian Tin Islands. Pulau Bangka termasuk dalam jalur orogenese Melayu, yang dilalui bentangan sabuk timah terkaya di dunia, yang membentang dari Birma, Malaysia, Singkep, Bangka dan Pulau Belitung.
Timah selama ini dapat dimanfaatkan sebagai kemasan makanan dan minuman, tutup botol, campuran amalgam tambal gigi, pengganti air raksa (Hg), lapisan penghambat api pada kabel listrik dan peralatan rumah tangga, timah solder, bola lampu, cat dan masih banyak lainnya.
Gambaran masa depan Indonesia dapat dilihat dari investasi tambang timah. Pada 2021 produksi timah melonjak sebesar 13.900 ton menjadi 397.000 ton.
Namun kemudian pada 2025 pertumbuhan produksi timah akan melambat mencapai pertumbuhan minus sebesar 4.300 ton. Sementara konsumsi cenderung stabil tumbuh di kisaran 1.000 ton per tahun.
Baca Juga: Aktivitas Pertambangan Tak Boleh Gunakan BBM Bersubsidi
Harga timah dunia diprediksi rata-rata sebesar US$ 42.000/ton. Naik 35% dibandingkan rata-rata harga pada 2021 sebesar US$ 31.172/ton.
Pada 2021 harga timah meroket lebih dari 91% dan terus melaju pada tahun 2022 hingga mengukir rekor harga tertinggi di US$ 48.650/ton.
Dalam satu dekade mendatang pasar timah akan mengalami defisit, jumlah konsumsi lebih tinggi dibanding produksi. Defisit tersebut diproyeksi mencapai 23.000 ton.