Perang Rusia-Ukraina – Pada Rabu (3/2/2022), harga batubara di ICE Newcastle ditutup meroket 46,01% ke level US$ 446/ton. Ini menjadi rekor tertinggi setidaknya sejak 2008.
Memang sejak awal tahun (ytd), harga batubara sudah meroket 193,90% dan dalam setahun terakhir, harga batu bara sudah mengangkasa 425,32%.
Rusia merupakan pemasok sekitar 35% kebutuhan gas di Eropa. Konflik di Ukraina akan mengganggu pasokan tersebut.
Sehingga batubara kembali dilirik sebagai sumber energi primer pengganti gas alam.
Jerman sudah berencana untuk mengurangi ketergantungan terhadap gas alam dari Rusia dengan memperpanjang operasi pembangkit listrik batubara.
Setelah sebelumnya akan menghentikan pembangkit listrik batubara pada 2030.
Perkembangan tersebut menunjukkan bahwa semua kebijakan energi bukan hanya soal ekonomi dan lingkungan. Melainkan juga keamanan.
Sementara pengguna batubara di kawasan Asia berebut menemukan pasokan alternatif untuk menggantikan batubara dari Rusia.
Diperkirakan konflik militer di Ukraina akan memperpanjang periode reli harga batubara.
Namun melambungnya harga batubara ini justru dikhawatirkan akan menjadi kesempatan bagi para perusahaan batubara untuk melakukan ekspor tanpa memperdulikan kegiatan suplai domestik (Domestic Market Obligation/DMO).
Baca Juga: Kideco Selenggarakan Webinar “Good Mining Practice”
Untuk itu pemerintah diharapkan waspada akan terjadinya kelangkaan batubara khususnya bagi pembangkit listrik dalam negeri.
Masalahnya terletak pada kepatuhan pemenuhan DMO dengan harga yang telah ditetapkan. Solusinya, yaitu pengawasan yang ketat dan penegakan hukum yang tegas.