Industri Tambang Indonesia – Peran ganda perempuan yang bekerja selain menjadi ibu rumah tangga masih sering diperdebatkan. Namun hal tersebut bukanlah sebuah persoalan bagi ketiga perempuan hebat seperti Umandia, Suryani dan juga Sherly.
Umandia adalah perempuan single parent yang bekerja sebagai operator alat berat selama 27 tahun di sebuah tambang batubara di Kalimantan Timur. Demikian juga Suryani yang sudah 27 tahun menekuni profesi sebagai operator alat berat, merasa tidak ada beban dengan peran ganda yang ia jalankan.
Sementara Sherly berusaha meyakinkan suaminya dan berhasil membuktikan bahwa sebagai pekerja tambang tidak mengganggu tugasnya mengurus keluarga. Bagi Sherly menjadi operator alat berat adalah sebuah kebanggaan. Namun demikian, ia tidak akan melupakan kodratnya sebagai perempuan yang harus mengurus keluarga.
Operator alat berat merupakan pekerjaan yang relatif berat bagi perempuan. Pekerjaan ini membutuhkan waktu 12 jam dalam sehari. Armada tambang sangat besar, bahkan satu truk bisa mengangkut hingga 360 ton tanah kupasan (OB) sekali angkut.
Sementara lokasi kerja tambang di hutan belantara yang sunyi tentu membutuhkan keberanian tersendiri untuk tetap bertahan berada di area kerja tersebut.
Baca Juga: Cerita Perjalanan Perempuan di Industri Tambang Indonesia
Para operator perempuan di tambang berhasil menjalankan peran ganda, hanya didasari pemikiran sederhana, yaitu menjalankan tugas rumah tangga adalah kodrat perempuan, menjadi operator alat berat di tambang adalah bagian dari aktualisasi diri perempuan.
Kodrat sebagai perempuan tidak boleh dilupakan meski kerja di luar rumah. Perempuan dapat bekerja dengan tenang jika pekerjaan rumah telah selesai sebelum berangkat kerja, sehingga di tempat kerja tidak kepikiran urusan rumah.
Penuturan sejumlah perempuan di atas membuktikan bahwa peran ganda perempuan bukan persoalan serius yang harus diperdebatkan. Kesederhanaan mereka berpikir menjadi dasar kesuksesan dalam menjalani dua peran sekaligus.