Prospek Batubara Cerah – Asosiasi Pertambangan Batubara Indonesia (APBI) menilai, kebutuhan dan penggunaan batubara masih akan meningkat sampai 1-2 dekade ke depan. Pasalnya, permintaan dunia terhadap batubara masih tinggi diiringi kondisi ekonomi domestik dan global yang mengalami pemulihan pasca pandemi Covid-19.
Apabila ditelusuri lebih jauh, negara-negara di dunia masih membutuhkan batubara karena adanya pembangunan pembangkit listrik baru. Seperti contoh China yang terus membangun Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) batubara.
Selain itu, negara-negara di Eropa pun kini kembali membutuhkan pasokan batubara untuk PLTU agar kebutuhan suplai listrik mereka terpenuhi. Mengingat pasokan gas di Eropa semakin menipis akibat embargo yang dilakukan Uni Eropa kepada Rusia.
Alasan terbesar mengapa batubara masih menjadi primadona bagi negara-negara dunia karena harganya dinilai masih kompetitif, sehingga diprediksi masih akan menjadi incaran di masa depan untuk memenuhi kebutuhan energi.
Di Indonesia sendiri, batubara masih menjadi bahan baku utama energi melalui pembangkit (PLTU). Bahkan, komoditas telah berkontribusi 38 persen dari total energi Tanah Air.
APBI juga mengatakan, penurunan pemanfaatan batubara dinilai malah akan memberikan efek domino, termasuk pada penerimaan negara non pajak di Indonesia. Selama ini, komoditas itu menjadi salah satu penyumbang penerimaan negara terbesar melalui ekspor.
Bahkan APBI juga menilai, perubahan energi baru terbarukan (EBT) secara masif dan menggantikan posisi batubara secara serta merta justru akan menaikan tarif listrik di Tanah Air. Bila tarif listrik di masyarakat tidak naik dengan perubahan itu, maka siap-siap negara harus menggelontorkan tambahan subsidi untuk energi.