Perusahaan Batubara Ekspansi Sektor Nikel – Mengacu pada Paris Agreement yang mewajibkan penggunaan energi baru terbarukan (EBT) pada 2025 dan pesatnya perkembangan dunia di industri EBT, membuat perusahaan batubara di Indonesia secara perlahan mulai melirik bisnis sektor nikel, baik di sisi hulu maupun hilir.
Ditambah, potensi sumber daya bijih nikel Indonesia yang besar tentu dapat membuat derasnya investor untuk berinvestasi di industri ini. Apalagi, nikel menjadi salah satu bahan baku untuk pembuatan baterai listrik yang mendukung tren Energi terbarukan.
Sekretaris Jenderal Asosiasi Penambang Nikel Indonesia (APNI) Meidy Katrin Lengkey mengungkapkan, tren peralihan investasi dari sektor pertambangan khususnya batubara ke nikel memang kian tinggi.
Nampak jelas bahwa tren investasi nikel berpotensi meningkat baik di tahun ini maupun di tahun-tahun mendatang. Berikut beberapa perusahaan di Tanah Air yang telah merambah ke industri nikel:
- PT Bumi Resources Tbk (BUMI)
PT Bumi Resources Tbk (BUMI) mengungkapkan bahwa pihaknya tengah mengkaji potensi bisnis sektor non batubara dan industri pengolahannya, termasuk juga opsi ke nikel.
- PT Harum Energy Tbk (HRUM)
PT Harum Energy Tbk (HRUM) melalui anak usahanya, yakni PT Harum Nickel Industry (HNI) mengambil bagian atas 250.000 saham PT Westrong Metal Industry, setara 20% dari total modal sebesar US$ 75 juta.
Baca Juga: Cadangan Nikel Melimpah, RI Jadi Produsen Mobil Listrik
Tujuan Harum Energy adalah merealisasi strategi diversifikasi usaha jangka panjang, yakni untuk lebih mengembangkan dan memperluas kegiatan usaha ke industri nikel.
- PT Adaro Energy Tbk (ADRO)
PT Adaro Energy Tbk (ADRO) melalui anak perusahaannya, yaitu PT Alam Tri Abadi melakukan transaksi pembelian saham PT Cita Mineral Investindo Tbk (CITA) sebesar 145,60 juta saham atau setara 3,7%. Transaksi ini bernilai Rp 358,76 miliar.