Harga batubara akhirnya naik setelah tumbang 8% lebih dalam sepekan terakhir di angka US$ 416 per ton. Pada perdagangan Rabu (14/9/2022), harga batu kontrak Oktober di pasar ICE Newcastle ditutup di US$ 428,65 per ton.Â
Menguatnya harga batubara kemarin memutus tren pelemahan harga si emas hitam yang sudah berlangsung sejak Selasa pekan lalu atau dalam lima hari perdagangan.
Apabila dikalkulasikan, harga batubara masih ambruk 5% secara point to point. Tetapi dalam sebulan harga batubara masih menguat 6,4% sementara dalam setahun melesat 139,3%.
Penguatan harga batubara salah satunya ditopang aksi bargain buying trader yang membeli harga batubara saat turun kemarin. Kenaikan juga disebabkan masih tingginya permintaan dari kawasan Eropa, terutama Jerman, untuk persiapan musim dingin mendatang.Â
Mengutip Reuters, pengiriman batubara ke Eropa pada periode Januari-Agustus mencapai 57,3 juta ton atau melonjak 35,5% dibandingkan periode yang sama tahun 2021 lalu. Impor sebesar 57,3 juta ton tersebut setara dengan 9,5% impor global pada periode yang sama.
Lonjakan impor dari Eropa ini sejalan dengan rencana Benua Biru untuk menghidupkan kembali atau memperpanjang usia pembangkit listrik batubara mereka yang sempat vakum beberapa waktu. Pasokan listrik dari pembangkit batubara sangat dibutuhkan untuk mengkompensasi berkurangnya suplai gas dari Rusia. Â
Seperti contoh Perusahaan pembangkit listrik Jerman, Steag diharapkan bisa menghidupkan setidaknya dua pembangkit listrik batubara mereka pada musim dingin ini. Penambahan pasokan dari Steag akan meningkatkan produksi listrik Jerman sebesar 2,3 Giga Watt (GW).
Perusahaan tersebut juga tengah memastikan jika pembiayaan, logistik, dan semua ketentuan persyaratan terkait pembangkit Steag bisa terpenuhi dan dapat mengalirkan listrik bagi warga Jerman.Â