ilmutambang.com – Perlahan tapi pasti, harga batubara terus merangkak naik sejalan dengan kenaikan permintaan. Setelah India dan China, Kini Eropa mulai berburu batubara.
Pada perdagangan Kamis (23/2/2023), harga batu kontrak Maret di pasar ICE Newcastle ditutup di US$ 209,9 per ton. Harganya menguat 1,35 persen dibandingkan perdagangan hari sebelumnya yaitu di angka US$ 195 per ton. Harga tersebut adalah yang tertinggi sejak 10 Februari lalu atau delapan hari terakhir.
Penguatan kemarin juga memperpanjang tren positif batubara yang juga menguat pada Selasa (21/2/2023). Dalam dua hari tersebut, harga batu bara melesat 11,23 persen.
Harga batu bara makin menguat setelah Eropa mulai kembali meningkatkan impor pasir hitam ini. Kenaikan harga gas Eropa juga ikut menopang harga batu bara.
Harga batu bara juga kembali naik karena merangkaknya harga gas. Harga gas sendiri kembali naik karena meningkatnya permintaan dari produser listrik.
Analis dari Rystad Energy, Fabian Ronningen mengatakan harga gas alam EU Dutch TTF (EUR) menguat 2,03 persen ke posisi 50,57 euro per megawatt hour (MWh) pada perdagangan kemarin. Batu bara adalah sumber energi alternatif bagi gas sehingga harganya saling mempengaruhi.
“Situasi yang lama sudah kita lihat adalah persaingan keras antara harga batu bara dan gas. Perlu disimak apakah kenaikan produksi listrik gas bisa melebihi penggunaan batu bara,” ujar Fabian.
Sebagai informasi, harga batubara memang ambruk sejak awal Februari. Namun, harganya kembali melesat setelah India dan China diproyeksi mulai melipatgandakan pembelian batubara. Impor besar tengah dilakukan China setelah Beijing mencabut larangan impor batubara Australia.
Setidaknya sampai Rabu (22/02/2023) terdapat 15 kapal dengan kapasitas muatan 1,4 juta ton sudah bergerak dari Tiongkok ke Australia pada Februari tahun ini. Sebanyak 1 juta ton batu bara thermal juga sudah dipesan dan siap diangkut ke China.
Selain aksi borong China, harga batubara juga terbang setelah pemerintah India mengeluarkan peraturan darurat terkait batu bara pada Senin (20/2/2023).
Pemerintah meminta produsen listrik yang menggunakan batu bara impor (ICB) untuk berproduksi secara penuh. Mereka juga diminta untuk menjual dengan segera produksi mereka. Peraturan itu dikeluarkan sebagai antisipasi lonjakan permintaan listrik selama musim panas, April tahun ini.