Penemuan harta karun tambang bawah laut ini mengandung logam berharga yang terekam oleh kamera drone bawah air.
Penemuan ini berlokasi di seberang daratan dari Zona Clarion-Clipperton sekitar 15.000 kaki atau 1.393 meter di bawah permukaan Samudera Pasifik.
Menanggapi peristiwa itu International Seabed Authority memberikan kesempatan kepada para perusahan tambang untuk mengeksplorasi penemuan atas kekayaan mineral ini.
Nantinya pada perusahaan tambang diwajibkan untuk membuat laporan atas eksplorasinya untuk kepentingan riset.
Langkah tersebut dilakukan karena mengingat kekayaan mineral berupa sumber daya alam logam jarang, yang ternyata telah berumur jutaan tahun lamanya akan menjadi incaran para perusahaan tambang.
Tambang bawah laut Clarion-Clipperton Zone diprediksi akan menjadi lokasi yang potensial. Kandungan mineral dari penemuan harta karun ini diperkirakan senilai US$150 triliun, atau setara dengan Rp2 juta triliun.
Selain itu terdapat nilai logam yang mengandung nikel, tembaga, nodul mangan serta kobalt yang diperkirakan bernilai triliunan juga.
Perusahaan tambang bernama DeepGreen Metals lewat CEO nya yang bernama Gerard Barron menyakataan jika mereka memiliki tiga wilayah berlisensi di Pasifik. Pada wilayah ini mereka menemukan banyak mengandung miliaran ton logam potensial.
Baca Juga :Â Mini Psyches Temuan Harta Karun Asteroid Rp165.430 Triliun
Barron juga berpendapat jika untuk mengumpulkan bintil-bintil logam ini harus dari dasar samudera agar lebih efisien, namun hal ini belum disepakati.
Di sisi lain para ilmuwan dan insinyur yang dapat dukungan dari Nippon Foundation of Japan dan General Bathymetric Chart of the Oceans sedang berupaya untuk membuat pemetaan dasar laut pada tahun 2030
Jika semua inovasi terkait tambang bawah laut ini berhasil, maka hal ini akan menjadi sejarah baru bagi industri pertambangan global.