Nikel, bauksit dan tembaga adalah trio produk tambang unggulan yang bisa dimanfaatkan untuk mobil listrik.
Trio produk tambang ini tersedia di Indonesia dengan jumlah yang melimpah.
Biasanya nikel digunakan untuk bahan baku pembuatan baterai lithium untuk kendaraan listrik. Namun saat ini terdapat produk tambang lainnya yang juga bisa digunakan untuk keperluan kendaraan listrik.
Hal tersebut disampaikan oleh Deputi Investasi dan Pertambangan Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Septian Hario Seto bahwa permintaan tembaga meningkat untuk penggunaan kendaraan listrik.
Permintaan tembaga kini bisa mencapai 80 sampai 100 ton untuk mobil listrik. Sedangkan untuk mobil konvensional hanya 20 ton.
Tembaga juga digunakan untuk komponen stasiun pengisian daya yang membutuhkan kabel dan lainnya.
Produk tambang lainnya adalah bauksit. Produk ini dapat dimanfaatkan sebagai bahan campuran untuk pembuatan kerangka mobil.
Dalam prosesnya bauksit diubah menjadi aluminium untuk kerangka mobil listrik yang relatif ringan.
Dengan beban mobil lebih ringan namun kapasitas baterai yang sama, maka mobil listrik bisa menempuh jarak lebih jauh.
Septian mengatakan jika masih dibutuhkan eksplorasi lebih jauh terkait dengan trio produk tambang ini. Dikarenakan Indonesia memiliki cadangan besar untuk trio produk tambang unggulan ini.
Beberapa lokasi yang ia sebutkan adalah tambang di Freeport, Amman Mineral, Tumpang Pitu di Banyuwangi. Saat ini sedang dilakukan juga eksplorasi di Sumbawa.
Baca Juga :Â Hanya RI yang Akan Kembangkan Baterai Listrik dari Tambang
Berdasarkan data dari Badan Geologi pada Juli 2020 Indonesia memiliki sumber daya nikel 11,9 miliar ton dan cadangannya 4,35 miliar ton.
Sumber daya tembaga 14,8 miliar ton dengan cadangannya 2,6 miliar ton. Untuk bauksit sumber dayanya 5,1 miliar ton dan cadangannya 2,8 miliar ton.
Adanya eksplorasi lebih lanjut meningkatkan cadangan dan juga memperkuat posisi untuk ketahanan energi serta ekonomi Indonesia di masa mendatang.