Cadangan Uranium Ukraina – Sampai hari ini, konflik Rusia-Ukraina semakin memanas. Laporan dari Aljazeera pada Rabu (23/03/2022) bahkan menyebutkan, Pemerintah Ukraina terpaksa harus mengevakuasi sedikitnya 100 ribu warga sipil di Mariupol akibat pengeboman oleh Rusia yang dijatuhkan di wilayah tersebut.
Bicara soal Ukraina, masih banyak yang belum mengetahui bahwa negara tetangga Rusia ini dikenal dengan pembangkit listrik tenaga nuklirnya.
Sayangnya, akibat konflik dengan Rusia akhirnya berdampak pada terganggunya pembangkit listrik nuklir tersebut.
Ukraina sangat bergantung pada energi nuklir, setengah dari kebutuhan listriknya berasal dari 15 reaktor nuklirnya di empat pembangkit.
Untuk beroperasi reaktor nuklir tersebut membutuhkan sekitar 2.200 hingga 2.400 ton uranium setiap tahunnya.
Ukraina merupakan negara penghasil tenaga nuklir terbesar kedua di Eropa setelah Perancis, sehingga menghasilkan limbah nuklir dalam jumlah yang signifikan.
Negara ini juga merupakan salah satu negara dengan cadangan uranium yang sangat besar di dunia.
Pada 2020 saja, 40 persen suplai uranium Ukraina berasal dari dalam negeri, sementara sisanya berasal dari impor Amerika Serikat dan Rusia.
Suplai uranium Ukraina diketahui berasal dari tambang uranium yang berada di area bawah tanah Ukraina.
Tambang uranium terbesar di Ukraina berada di wilayah Novokostyantynivska, Smolinska dan Ingulsk.
Tambang-tambang uranium tersebut menyuplai kebutuhan energi listrik nuklir Ukraina, di mana dalam beberapa tahun belakangang ini terus meningkat.
Baca Juga: Jurusan Teknik di Indonesia, Dari Nuklir Sampai Pertambangan
Kebutuhan penggunaan nuklir Ukraina semakin meningkat setelah kelompok separatis yang disinyalir dukungan Rusia merebut semenanjung Krimea pada 2014.
Hal tersebut membuat tentu Ukraina kehilangan kendali atas tambang batubara di Krimea dan mulai menggantungkan kebutuhan listriknya kepada tenaga nuklir, yang mana memerlukan bahan bakar uranium.