Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) menyebutkan, nilai investasi asing dari proyek gasifikasi batubara (coal to DME) capai US$2,1 miliar atau setara dengan Rp30 triliun. Nilai investasi tersebut berasal dari sejumlah perusahaan global yang terlibat dalam proyek gasifikasi batubara tersebut.
Diketahui saat ini Indonesia dan Amerika Serikat (AS) telah menandatangani Processing Service Agreement.
Dari perjanjian tersebut, proyek gasifikasi batubara diperkirakan mampu menyerap tenaga kerja hingga 10.000 orang.ย
Menteri BUMN, Erick Thohir menyebutkan, gasifikasi batubara memiliki nilai tambah langsung bagi makro ekonomi Indonesia.
Proyek gasifikasi batubara juga mendukung neraca perdagangan, mengurangi ketergantungan terhadap impor LPG, serta menghemat cadangan devisa. Penghematan cadangan devisa dari gasifikasi batubara mencapai Rp9,7 triliun.
Tidak hanya itu, proyek gasifikasi batubara juga akan memastikan ketahanan energi nasional dan menjadi motor penggerak industri energi agar mampu beroperasi secara optimal.ย
DIharapkan dengan adanya investasi pada proyek gasifikasi batubara, dapat menjadi momentum kebangkitan perekonomian nasional.
Investasi pada proyek gasifikasi batubara ini juga akan memastikan tersedianya kebutuhan energi secara mandiri, sehingga sektor makro dan mikro dapat terus tumbuh dan menjadi pilar perekonomian nasional.
Baca Juga :ย PT Kideco Jaya Agung Garap Gasifikasi Bawah Tanah
Sebagai informasi, pemerintah Indonesia sendiri dalam Undang-Undang (UU) Cipta Kerja dan aturan turunannya telah memberikan insentif bagi proyek gasifikasi batubara melalui royalti 0%, serta menyiapkan harga khusus batubara untuk gasifikasi dan skema subsidi bagi DME yang akan dipakai untuk substitusi LPG.