PT Kideco Jaya Agung sebagai anak usaha PT Indika Energy (INDY) yang bergerak di industri tambang batubara, ikut andil melaksanakan instruksi Presiden Joko Widodo dalam menggerakan gasifikasi batubara bawah tanah.
Tujuan gasifikasi batubara yakni untuk menjadikan batubara memiliki nilai lebih sebelum dijual. Ditambah gasifikasi juga ditargetkan bisa menghentikan ekspor batubara mentah.
Selain PT Kideco, terdapat 2 perusahaan lain yang ikut melakukan program gasifikasi bawah tanah, yaitu PT Medco Energi Mining International (MEMI) dan Phoenix Energi Ltd di Kalimantan Utara serta PT Indominco di Kalimantan Timur.
Sebagai informasi, proyeksi investasi gasifikasi bawah tanah ditaksir memakan biaya sekitar US$ 600-800 juta, 30%-40% lebih rendah dibandingkan gasifikasi permukaan.
Sekretaris Perusahaan PT Bukit Asam Tbk (PTBA) Apollonius Andwie C mengatakan, program gasifikasi batubara ini tentunya bisa memberikan sejumlah manfaat dan dampak positif bagi negara kita. Berikut sejumlah manfaat dan nilai tambah dari proyek gasifikasi batubara menjadi DiMethyl Ether (DME):
- Pembangunan pabrik akan memanfaatkan cadangan batubara kalori rendah PTBA yang berpotensi tidak dapat dijual sebanyak 180 juta ton selama 30 tahun
- Pembangunan proyek gasifikasi batubara menjadi DME akan mendatangkan investasi sebesar US$ 2,1 miliar (setara dengan Rp 32 triliun) ke Tanah Air sehingga dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi nasional
- Pabrik gasifikasi batubara akan mengolah sebanyak 6 juta ton batubara per tahun untuk diproses menjadi 1,4 juta ton DME. DME diprediksi mampu membantu mengurangi impor LPG sebanyak lebih dari 1 juta ton per tahun
- Pengurangan impor LPG tersebut dapat menghemat cadangan devisa negara sebesar Rp 8,7 triliun per tahun atau Rp 261 triliun selama 30 tahun
Walaupun program gasifikasi batubara memiliki banyak manfaat lebih untuk negara, terdapat sejumlah tantangan yang harus dihadapi perusahaan ketika melakukan program tersebut.
Baca Juga : Ini Agenda Hilirisasi Batubara RI yang Sudah Terealisasi
Direktur Pembinaan Program Mineral dan Batubara Direktorat Jenderal Mineral dan Batubara Kementerian ESDM Muhammad Wafid mengatakan, terdapat beberapa tantangan untuk melaksanakan proyek gasifikasi batubara ini. Wafid menyebutkan, tantangan antara lain dibutuhkan investasi besar dan harga DiMethyl Ether (DME) harus mampu berkompetisi dengan LPG subsidi.
“Tapi ada usulan kebijakan untuk pemberian insentif dan pemberian subsidi untuk DME jika ditujukan bagi kebutuhan rumah tangga untuk menggantikan LPG,” ujar Wafid.